Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1443 H, Kemenag Himbau Masyarakat Tunggu Sidang Isbat 1 April 2022

- 1 April 2022, 10:15 WIB
Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1443 H, Kemenag Himbau Masyarakat Tunggu Sidang Isbat 1 April 2022
Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1443 H, Kemenag Himbau Masyarakat Tunggu Sidang Isbat 1 April 2022 /Pexels.com/Ali arapog lu

JOMBANG UPDATE - Awal Ramadhan 1443H/2022M diperkirakan akan dilaksanakan berbeda di Indonesia.

Penentuan awal Ramadhan 1443H/2022M mungkin berbeda disebabkan metode penetapan yang digunakan tidak sama.

Ada pihak yang diberitakan mengawali Ramadan pada 2 April 2022 dan kemungkinan ada pula yang baru mulai puasa keesokan harinya, pada 3 April 2022.

Kemenag beri tanggapan terkait perbedaan awal Ramadhan 1443H/2022M ini dalam laman resminya.

Baca Juga: Link Live Streaming Sidang Isbat 1 April 2022, Kemenag Tentukan Awal Ramadhan 1443 H dalam Rapat Hibrid

Baca Juga: Mulai 1 April, Tiket Mudik Lebaran Idul Fitri 2022 Sudah Bisa Dipesan

Dikutip JOMBANG UPDATE, Sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, sidang Isbat tahun ini akan diselenggarakan seperti tahun sebelumnya.

Ada empat hal yang diatur secara jelas dalam fatwa tersebut. Pertama, penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Kemenag juga telah mengumumkan 101 titik yang akan dijadikan tempat pengamatan hilal tahun ini.

Hal kedua yang diatur dalam fatwa MUI No. 2 tahun 2004 adalah bahwa seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Ketiga, dalam menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam dan instansi terkait.

Keempat, hasil rukyat dari daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luar wilayah Indonesia yang mathla'nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman oleh Menteri Agama RI.

Oleh karena itu, terkait potensi perbedaan awal Ramadhan tahun 2022 ini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, mengajak masyarakat menunggu hasil Sidang Isbat yang dilaksanakan Jumat 1 April 2022.

“Kita tunggu hasil Sidang Isbat,” tegas Adib di Jakarta, Kamis 31 Maret 2022.

Baca Juga: 5 Bidadari Voli yang Gabung Pelatnas untuk SEA Games 2022, Salah Satunya Kekasih Doni Haryono

Baca Juga: Sekala Niskala dan 5 Film Indonesia Peraih Penghargaan Internasional, Tak Kalah dengan Film Mancanegara

Terkait perbedaan, Adib mengaku bahwa potensi itu akan selalu ada. Sebelumnya, pernah juga terjadi perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Namun, Adib menghimbau agar masyarakat bisa menjadikan hasil sidang Isbat Kemenag sebagai acuan.

“Sidang Isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," jelasnya

Kalaupun ada perbedaan awal Ramadan, menurut Adib, sudah semestinya rakyat Indonesia mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu’an dalam menjalani ibadah puasa.

Sementara itu, Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi, menjelaskan, bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk.

Hilal terhitung berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit. Bagi pihak yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ini bisa menjadi dasar untuk menetapkan awal Ramadan 1443 bertepatan 2 April 2022.

Kemenag sendiri akan tetap pada acuan untuk memadukan metode Hisab dan Rukyat. Hasil perhitungan astronomi atau Hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode Rukyat (pemantauan di lapangan).

Ismail Fahmi menjelaskan bahwa posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan.

Apalagi, ada kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Awal bulan ditetapkan jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Jadi potensi perbedaan awal Ramadhan memang akan mungkin terjadi.

Masyarakat yang ingin mengetahui laporan sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1443H bisa mengakses melalui TVRI atau link live streaming media sosial Kemenag.***

Editor: Apriani Alva


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x