Orang mungkin memiliki firasat tidak nyaman atau marah terhadap orang yang dicurigai tukang manipulasi.
Namun, di permukaan, manipulator mungkin menggunakan kata-kata yang menenangkan, menyenangkan, masuk akal, atau yang mempermainkan rasa bersalah dan simpati, sehingga orang mengesampingkan naluri atau firasatnya.
Di satu titik yang ekstrem, korban manipulasi mungkin tidak tahu harus berbuat apa.
Seorang manipulator mungkin tampak jinak, ramah atau menyanjung seolah-olah orang tersebut memiliki perhatian. Pada kenyataannya, itu hanya untuk mencapai motif tersembunyi.
Senjata favorit para manipulator biasanya berupa rasa bersalah, mengeluh, membandingkan, berbohong, menyangkal (termasuk alasan dan rasionalisasi), pura-pura tidak tahu atau tidak bersalah.
Baca Juga: 10 Sinyal Tubuh Butuh Istirahat Secepatnya, Jangan Abaikan Isyarat Ini
Baca Juga: Resep Opor Ayam, Makanan Khas Lebaran Idul Fitri
Selain itu, menyalahkan orang lain, menyuap, meremehkan, mempermainkan pikiran, pembalikan realitas, pemerasan emosional, juga bisa menjadi sifat-sifat yang perlu dicermati ada pada seornag manipulator.
Lebih lanjut lagi, kebiasaan lupa, perhatian palsu, simpati, suka memberi sanjungan, hadiah, atau bantuan juga menjadi hal yang sering "dimainkan" oleh seorang manipulator.
Manipulator kerap mendukung keyakinan orang lain dan bereaksi seolah-olah itu benar.