Bagaimana Berbicara pada Anak-anak tentang Perang di Ukraina?

- 5 April 2022, 08:15 WIB
Ilustrasi - cara berbicara pada anak tentang perang di Ukraina.
Ilustrasi - cara berbicara pada anak tentang perang di Ukraina. /Unsplash.com/@benjaminmanley

JOMBANG UPDATE - Semakin hari, perang antara Ukraina dan Rusia membawa para orang tua pada situasi problematis.

Tak sedikit dari para orang tua tak memiliki jawaban, jika sang anak mulai mempertanyakan hal-hal tentang “perang” di Ukraina.

Fakta bahwa paparan informasi tentang “perang”, tak hanya menembus layar ponsel orang dewasa, sulit kita sangkal.

Tak jarang, sang anak juga tak terhindar dari deras kabar [perang] yang terpaksa mereka saksikan dari gawai miliknya.

Baca Juga: Mengapa Remaja Ingin Bunuh Diri? Psikolog Anak Sarankan Orang Tua Lakukan Hal Ini

Baca Juga: Cara Mengatasi Trauma pada Anak, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua

Perbedaan cara pandang dan luas pengetahuan antara orang tua dan sang anak, sering menjadi penghalang dalam usaha menjalin komunikasi apik antara orang tua dan anak.

Berikut adalah tiga saran Dr. Schonfeld, yang dirangkum JOMBANG UPDATE untuk para orang tua, agar berita tentang “perang” tak lagi menjadi penghalang komunikasi dengan sang anak:

1. Tanyakan apa yang sudah mereka dengar

Mulailah dengan bertanya kepada anak, apa yang sudah mereka ketahui. Banyak anak mungkin sudah mendengar tentang perang di Ukraina.

Informasi tersebut bisa berasal dari TV, internet, media sosial, sekolah, teman, atau dari komentar umum yang mereka dengar dari orang dewasa.

Saat anak-anak menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang situasi tersebut, dengarkan setiap kesalahpahaman atau desas-desus yang mungkin menakutkan bagi mereka.

Kemudian, isi setiap celah kesalahpahaman atau desas-desus tersebut dengan hal-hal yang meredakan kekhawatiran mereka.

Pada titik tertentu, mengakui ketidaktahuan orang dewasa atas suatu hal, juga dapat memberi mereka [anak-anak] gambaran, bahwa, bahkan orang dewasa pun dapat tak mengetahui semua hal yang terjadi.

2. Ketahuilah bahwa beberapa anak beresiko lebih besar mengalami kecemasan

Anak-anak dan remaja memahami dan/atau bereaksi terhadap peristiwa [menyedihkan/mencemaskan] secara berbeda, hal ini didasari oleh usia perkembangan dan pengalaman pribadi [anak-anak atau remaja] yang unik.

Baca Juga: Good Enough Parenting: Tipe Pola Asuh Anak Generasi Alpha dan Tips Menjalankannya

Baca Juga: Trauma pada Anak Bisa Juga Terjadi, Orang Tua Wajib Tahu

Beberapa anak, mungkin akan merasakan dampak luar biasa, saat menghadapi suatu hal. Disini peran orang tua menjadi penting, karena beberapa anak sangat memerlukan bantuan lebih banyak dan lebih intens, saat mulai mengalami gangguan atas kecemasannya.

Kisah-kisah atau pengalaman tentang “perang”, dapat menjadi pemicu bagi beberapa anak untuk masuk dalam lubang kecemasan yang lebih dalam. Tak ada hal yang lebih baik, selain orang tua yang mau [meski beberapa saat] menemani anak-anaknya, di waktu dan di saat mereka benar-benar terpuruk.

3. Berikan jawaban yang bijaksana

Anak-anak atau remaja cenderung mengajukan sejumlah pertanyaan umum di saat terjadi krisis atau pergolakan. Dalam memberikan informasi, pilih jawaban yang jujur, mudah dipahami, dan terkadang perlu menambahkan sedikit unsur harapan.

Memberikan jawaban yang mengandung ketentraman semu, dengan mengajukan fakta-fakta lapangan yang keliru/salah dapat membuat anak-anak merasa disepelekan atau dibohongi.

Itulah tiga hal tentang bagaimana cara membicarakan tentang perang di Ukraina yang JOMBANG UPDATE susun dari laman healthychildren.org.***

Editor: Anggita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x