Network
JOMBANG UPDATE – Kemenkes memutuskan untuk menambah 3 jenis vaksin baru dalam daftar imunitas rutin bagi anak. Salah satunya adalah vaksin HPV (Human Papilloma Virus).
HPV merupakan jenis virus yang dapat menginfeksi tubuh dan menimbulkan kanker serviks. Sementara serviks sendiri merupakan istilah yang merujuk pada bagian leher rahim.
Menurut WHO, virus HPV tipe 16 dan 18 menjadi 70% penyebab kanker pada serviks, vagina dan anus. Karenanya vaksin HPV penting diberikan untuk mencegah kanker tersebut.
Kemenkes sendiri pada tahun 2022 telah memberikan vaksin HPV di 131 kabupaten/kota di 4 provinsi di pulau Jawa dan 4 provinsi di luar pulau Jawa.
Baca Juga: Cara Pesan Tiket Kapal Ferry Online Jelang Mudik Lebaran 2022, Pastikan Kantongi Sertifikat Vaksin
Delapan provinsi sasaran vaksin HPV oleh Kemenkes diantaranya adalah Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali.
Atas keputusan Kemenkes untuk menjadikan vaksin HPV sebagai bagian dari imunitas rutin, berikut JOMBANG UPDATE rangkum beberapa fakta mengenai vaksin HPV.
1. Mencegah penyakit akibat infeksi virus HPV
Virus HPV sendiri sebetulnya tidak hanya menyerang bagian serviks atau leher rahim.
Beberapa bagian tubuh yang dapat terpapar virus HPV diantaranya adalah belakang tenggorokan, pangkal lidah, amandel, anus, dan vulva.
Karenanya vaksin HPV dapat mengandung lebih dari satu jenis virus yang dilemahkan untuk memerangi beberapa tipe virus HPV.
2. Diwajibkan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD
Vaksin HPV nantinya akan diberikan secara gratis kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD atau anak berusia sekitar 11-12 tahun.
Baca Juga: Vaksin Johnson & Johnson Hanya Ada Dosis Tunggal, Boleh Dapat Vaksin Booster? Kemenkes Beri Arahan
Pemberian vaksin HPV pada anak-anak dinilai akan bekerja lebih baik. Pasalnya anak-anak memiliki resiko yang rendah terhadap paparan virus HPV atau karena belum aktif secara seksual.
3. Diberikan melalui suntikan
Vaksin HPV akan diberikan sebanyak 0,5 ml dalam sekali suntik melalui suntikan ke dalam otot (injeksi intramuskular).
Vaksin HPV dapat disuntikkan melalui area lengan bagian atas atau paha bagian atas.
Setelah pemberian vaksin HPV, penerima biasanya disarankan untuk beristirahat selama 15 menit untuk memantau kondisi dan mengantisipasi adanya efek samping.
4. Vaksin HPV menjadi target WHO
WHO menargetkan 90% anak perempuan usia 15 tahun di seluruh dunia telah mendapatkan vaksin HPV dosis lengkap pada 2030.
Target itu ditetapkan setelah WHO menemukan fakta jika vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah kanker serviks. Dimana kanker serviks saat ini menjadi penyebab kematian perempuan tertinggi di dunia.
5. Bebas tanggungan biaya
Vaksin yang ditetapkan dalam imunitas rutin seluruhnya dibebaskan dari tanggungan biaya atau gratis, termasuk vaksin HPV.
Sebelumnya, biaya vaksin HPV di rumah sakit swasta di Indonesia dimulai dari Rp750.000 hingga lebih dari Rp1.300.000 per satu kali suntik.
Harga itu dapat bervariasi tergantung dari rumah sakit penyelenggara.
6. Masalah efek samping
Vaksin HPV umumnya aman, namun tetap memiliki kemungkinan munculnya efek samping seperti pusing, mual, muntah, sakit kepala, kelelahan dan pingsan.
Karenanya, perlu ada konsultasi kepada dokter sebelum dilakukannya vaksinasi. Terutama bagi seseorang yang memiliki riwayat alergi atau penyakit tertentu.
Berdasarkan masuknya vaksin HPV ke dalam imunisasi rutin, maka anak-anak kini wajib menerima 14 jenis vaksin dari yang sebelumnya hanya 11 jenis.
Tiga jenis vaksin baru yang diwajibkan diantaranya adalah vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine), vaksin Rotavirus dan vaksin HPV.
Itulah rangkuman mengenai manfaat dan fakta seputar Vaksin HPV yang kini masuk dalam imunisasi rutin anak-anak.***
