Seperti puisi berjudul “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah, disana tertulis:
“... Angin pulang menyejuk bumi. Menepuk teluk mengempas emas. Lari ke gunung memuncak sunyi. Berayun alun di atas talas ...”
Atau “Nikmat Hidup” karya Buya Hamka, dimana diksi yang digunakan kental dengan aliran romantic. Seperti:
“... Tahan haus, tahanlah lapar. Bertemu sulit hendaklah tentang. Memohon-mohon djadikan pantang. Dari mengemis biar terkapar ...”
3. Hari Puisi Nasional, 28 April
Hari puisi nasional diperingati bertepatan dengan tanggal berpulangnya Chairil Anwar, yakni pada 28 April 1949.
Chairil berpulang pada usia 27 tahun di Rumah Sakit CBZ atau sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Peringatan ini dibentuk untuk mengenang dan menghargai karya-karya Chairil Anwar yang telah memantik era kesusastraan baru.
Buyung Saleh, seorang sastrawan menyebut jika nilai Chairil Anwar tidak hanya terbatas di bidang kesusastraan.
Menurutnya pandangan hidup dan sikap Chairil Anwar sangat positif terhadap bangsanya.