Biografi Ki Manteb Soedharsono, Sang Dalang Maestro yang Kini Telah Berpulang

- 2 Juli 2021, 14:05 WIB
Biografi Ki Manteb Soedharsono, Sang Dalang Maestro yang Kini Telah Berpulang
Biografi Ki Manteb Soedharsono, Sang Dalang Maestro yang Kini Telah Berpulang /instagram/@anglingdharmafm89.9

JOMBANG UPDATE - Indonesia baru saja kehilangan salah satu seniman terbaiknya dalam seni pewayangan, yaitu dalang Ki Manteb Soedharsono.

Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah pada Jumat, 2 Juli 2021 di usia 72 tahun.

Selama puluhan tahun, Ki Manteb Soedharsono telah menjalankan profesi sebagai dalang.

Untuk mengenang jasanya, berikut JOMBANG UPDATE sajikan biografi Ki Manteb Soedharsono semasa hidupnya.

Baca Juga: Profil Dalang Ki Manteb dan Link Download Buku Biografi Sang Dalang

Baca Juga: PPKM Darurat Resmi Diberlakukan, Bioskop Cinema XXI Kurangi Jam Tayang

Biografi Ki Manteb Soedharsono

Ki Manteb Soedharsono adalah seorang dalang wayang kulit kondang yang berasal dari Jawa Tengah.

Ki Manteb lahir di Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Selasa, 31 Agustus 1948.

Putra pertama dari seorang dalang bernama Hardjo Brahim Hardjowijoyo ini dididik dengan keras agar bisa menjadi dalang tulen seperti ayahnya.

Sementara itu, ibu dari Ki Manteb yang berprofesi sebagai seniman penabuh gamelan lebih suka jika anaknya itu memiliki pekerjaan sampingan.

Kenyataan berkata lain, Ki Manteb sudah laris diundang sebagai dalang sejak kecil sehingga pendidikannya di STM Manahan, Solo pun cukup terbengkalai.

Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah demi mendalami karier sebagai dalang.

Untuk tetap eksis dalam kariernya, Ki Manteb paham betul bahwa dia harus menemukan jati dirinya sendiri.

Demi mendukung karier dalangnya, Ki Manteb mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.

Ki Manteb banyak belajar kepada para dalang senior, misalnya kepada dalang legendaris Ki Narto Sabdo pada tahun 1972, dan kepada Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet, pada tahun 1974.

Keahlian Ki Manteb dalam olah sabet antara lain adegan bertarung, menari, sedih, gembira, terkejut, mengantuk, dan sebagainya.

Selain itu, ia juga menciptakan adegan flashback yang sebelumnya hanya dikenal dalam dunia perfilman dan karya sastra saja.

Karena keterampilan khususnya dalam menggerakkan wayang (sabetan) yang begitu cepat, ia pun diberi julukan oleh para penggemarnya sebagai Dalang Setan.

Nama Ki Manteb kian diperhitungkan publik ketika ia menggelar pertunjukan Banjaran Bima sebulan sekali selama setahun penuh di Jakarta pada tahun 1987.

Promotor dari pagelaran Banjaran Bima ini adalah Soedharko Prawiroyudo, seorang penggemar Ki Narto Sabdo (guru Ki Manteb).

Ketika Ki Narto meninggal dunia, Soedharko bertemu dengan Ki Manteb yang dirasa cukup memiliki performa yang mirip dengan gurunya tersebut, sehingga dia mengundang Ki Manteb untuk mendalang dalam acara khitanan putranya.

Pada tahun 90-an, tingkat popularitas Ki Manteb melebihi dalang Ki Anom Suroto (dalang yang terkenal mahir di olah suara).

Pada tahun 2004 Ki Manteb juga telah memecahkan rekor MURI mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat.

Pertunjukan tersebut bertempat di RRI Semarang, Jalan A. Yani 144–146 Semarang. Berkat pementasannya ini, ia mendapatkan rekor MURI pentas wayang kulit terlama.

Beberapa prestasi Ki Manteb Soedharsono yang lainnya dalam seni pewayangan juga tidak main-main, antara lain:

Juara Pakeliran Padat se-Surakarta di tahun 1982.

Peringkat kedua pemilihan Dalang Kesayangan pada Angket Wayang, 1993.

Menerima Anugerah Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Soeharto pada tahun 1995.

Menerima Nikkei Asia Prize untuk bidang Kebudayaan pada 19 Mei 2010.

Selain gaya pedalangan yang atraktif, Ki Manteb juga dikenal sebagai pelopor dalam hal manajemen keuangan.

Honor hasil pentas tidak dihabiskan langsung, melainkan dikelola oleh manajernya yang juga merupakan istri dari Ki Manteb sendiri, Sri Suwarni.

Ki Manteb memiliki banyak kru dalam setiap pementasannya. Selain itu, dia juga membutuhkan biaya perawatan untuk armada dan peralatan mendalangnya.

Menurutnya, manajemen keuangan yang baik sangat diperlukan agar tidak bernasib sama seperti dalang lainnya yang semasa muda hidup berlimpah karena laris, namun setelah tua menderita kekurangan.

Itulah biografi Ki Manteb Soedharsono yang merupakan maestro di bidang seni pewayangan Indonesia.

Selamat jalan Ki Manteb Soedharsono. Jasanya dalam melestarikan budaya Indonesia khususnya wayang kulit akan selalu terkenang sepanjang masa.***

Editor: Alinur Awwalina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah