Virus Covid-19 Varian Delta dari India Semakin Masif Penyebarannya, Ini 5 Fakta yang Harus Diwaspadai

- 21 Juni 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi Covid-19, PVirus Covid-19 Varian Delta dari India Semakin Masif Penyebarannya, Ini 5 Fakta yang Harus Diwaspadai
Ilustrasi Covid-19, PVirus Covid-19 Varian Delta dari India Semakin Masif Penyebarannya, Ini 5 Fakta yang Harus Diwaspadai /Pixabay/tumisu/

 

JOMBANG UPDATE - Penyebaran virus Covid-19 varian Delta dari India baru-baru ini begitu merajalela di dunia, hal ini berdasarkan data lonjakan kasus baru beberapa waktu terakhir.

Virus Covid-19 varian Delta ini pun telah ditemukan pada sampel di beberapa daerah di Indonesia, di antaranya sekitar provinsi DKI Jakarta, Bali, dan Jawa Timur.

Terdapat juga banyak informasi mengenai keganasan dari virus Covid-19 varian Delta terbaru ini. Lalu, apa saja fakta yang sudah ditemukan?

Baca Juga: Tambahan Vaksin Covid-19 Sinovac Sebanyak 10 Juta Dosis dalam Bentuk Bulk Sudah Tiba di Indonesia

Baca Juga: Sultan Jogja Serukan Lockdown Total DIY, Ini Kondisi Terbaru Kasus Covid-19 di Yogyakarta

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi membenarkan kabar bahwa sejak 3 Mei 2021, virus Covid-19 varian Delta dari India sudah ditemukan di Indonesia.

Berikut JOMBANG UPDATE telah merangkum lima fakta yang sudah ditemukan mengenai virus Covid-19 varian Delta dan tentunya harus diwaspadai oleh semua orang, seperti dikutip dari Gavi.org.

1. Menyebar cepat ke seluruh dunia

Covid-19 varian Delta pertama kali dideteksi di India pada akhir 2020, virus ini diduga imbas dari tsunami gelombang kedua wabah Covid-19 di negara tersebut.

Per 14 Juni, berdasarkan data dari WHO, varian ini telah ditemukan di 74 negara, salah satunya Indonesia.

WHO juga telah memperingatkan seluruh negara di dunia yang sedang bersiap mencabut pembatasan sosial, mengizinkan kerumunan, dan membuka pintu-pintu perbatasannya akan ancaman varian ini.

2. Lebih mudah menular

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban pun mengatakan varian virus Covid-19 B.1.617.2 atau Delta asal India lebih cepat menular daripada varian virus corona B.1.1.7 atau Alpha.

Baca Juga: Kapan Bansos PKH 2021 Rp3 Juta Cair? Cek Syarat Penerimanya Terlebih Dahulu!

Baca Juga: Formasi CPNS BASARNAS 2021 Lulusan SMA Sederajat, Ada 228 Lowongan, Simak Daftaranya!

 

Hal tersebut berdasarkan pada kondisi dari perkembangan kasus Covid-19 di Inggris yang pada Desember lalu didominasi oleh virus varian Alpha.

Saat ini, sekira 90 persen kasus Covid-19 di Inggris sudah didominasi oleh virus varian B.1.617 atau Delta.

Varian Delta terukur 40 persen lebih menular daripada Alpha. Beberapa peneliti bahkan mengkalkulasi kemampuannya menginfeksi lebih ganas lagi, sekira 30-100 persen lebih tinggi daripada Alpha.

Perlu diingat, varian Alpha pun sudah lebih menular 49-90 persen lebih tinggi dibandingkan dengan varian SARS-CoV-2 di awal pandemi.

Para peneliti masih menyelidiki lebih lanjut mengenai faktor di balik kuatnya penularan tersebut.

Beberapa hal yang sudah diketahui yaitu adanya perubahan kecil dalam protein paku virus varian ini yang meningkatkan kemampuannya mengikat reseptor ACE2 pada sel yang hendak diinfeksi.

3. Memungkinkan adanya gejala yang lebih buruk dari sebelumnya

Para dokter di China melaporkan banyak pasien Covid-19 dengan kasus varian Delta menderita sakit lebih berat dan kondisi memburuk lebih cepat daripada pasien yang pernah dirawat pada awal pandemi.

Ketua Umum PB IDI, Daeng Muhammad Faqih pun mengingatkan potensi bahaya virus Covid-19 varian Delta terhadap anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.

"Betul lebih berbahaya. Untuk ibu hamil akan berpengaruh terhadap janin, atau kalau ibu menyusui berpengaruh kepada anaknya. Sebab hubungan yang dekat itu bisa ikut tertular juga," kata Daeng dalam diskusi virtual bertajuk "Covid-19 Meradang Pasca Libur Panjang" yang digelar Sabtu, 19 Juni 2021.

4. Peluang rawat inap di rumah sakit lebih besar

Menurut penelitian di Skotlandia, virus Covid-19 varian Delta berasosiasi dengan risiko rawat inap yang lebih besar dibandingkan dengan seorang pasien yang terinfeksi varian Alpha.

Terlebih, orang dengan komorbid (penyakit bawaan) akan memiliki risiko rawat inap yang lebih besar lagi.

5. Satu dosis vaksin tidak cukup, dua dosis vaksin akan sangat melindungi

Studi di Skotlandia juga menemukan bahwa dua minggu setelah seseorang menerima vaksin dosis kedua, vaksin Pfizer memberikan proteksi sebesar 79 persen terhadap infeksi Covid-19 varian Delta, dan 92 persen melawan infeksi yang varian Alpha.

Untuk vaksin AstraZeneca, dua dosisnya memberi perlindungan 92 persen mengurangi risiko rawat inap dari infeksi varian Delta dan 86 persen pengurangan risiko rawat inap jika terinfeksi varian Alpha.

Data dipublikasikan oleh Public Health England membuktikan vaksin Pfizer 88 persen efektif melawan infeksi bergejala dari varian Delta dua minggu setelah dosis yang kedua.

Data tersebut menunjukkan bahwa satu dosis vaksin tidaklah cukup efektif melawan varian Delta.

Demikian fakta yang sudah ditemukan dari virus Covid-19 varian Delta, penyebarannya yang saat ini sedang merajalela pun harus diwaspadai oleh semua orang.***

 

Editor: Apriani Alva

Sumber: gavi.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah