7 Fakta Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, Pernah Wajibkan PNS Bayar Zakat Berujung Ditangkap KPK

11 Mei 2021, 09:05 WIB
7 Fakta Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, Pernah Wajibkan PNS Bayar Zakat Berujung Ditangkap KPK /Instagram.com/@ala_nu/

JOMBANG UPDATE - Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat tengah jadi perbincangan hangat setelah diamankan saat Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.

Novi Rahman diciduk KPK lantaran diduga terlibat lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, Jawa Timur.

Sebelum ditangkap KPK, mantan pengusaha yang merambah dunia politik tersebut ternyata memiliki segudang prestasi dan kerap menuai pujian, salah satunya dari Dahlan Iskan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) ketujuh, Dahlan Iskan bahkan pernah mengulas karir dan gebrakan yang dilakukan oleh Novi Rahman di blog pribadinya, DI's Way - Catatan Harian Dahlan Iskan.

Baca Juga: Cara Daftar Lotte Duty Free Family Concert 2021, Nonton Konser BTS hingga TWICE Gratis!

Baca Juga: Jejak Karier Tengku Zulkarnain Eks Petinggi MUI Sebelum Meninggal, Pernah Jadi Dosen Hingga Direktur

Di awal-awal masa jabatan Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat melahirkan banyak gebrakan di kalangan Pemkab Nganjuk.

Latar belakangnya sebagai pengusaha membuat Novi Rahman Hidayat terlihat lihai dalam hal leadership.

Bagaimana profil Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dan prestasinya sebelum ditangkap KPK?

Berikut 7 Fakta Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat yang dikutip JOMBANG UPDATE dari Pikiran.Rakyat.com dalam artikel Profil Novi Rahman Hidayat, Bupati Nganjuk yang Konon Tak Pernah Ambil Gaji.

1. Politisi PKB

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, Bupati Nganjuk yang saat ini berusia 41 tahun tersebut lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 2 April 1980.

Novi Rahman Hidayat merupakan politisi PKB yang menjabat sebagai Bupati Nganjuk Periode 2018-2023, dan didampingi oleh Marhaen Djumadi sebagai wakilnya.

Baca Juga: Bom Kembali Meledak di Afghanistan, Bus Sekolah Hangus Terbakar

Baca Juga: Waspadai 4 Masalah Kesehatan yang Mengintai Pasca Lebaran Hari Raya Idul Fitri, Jangan Makan Terlalu Banyak!

2. Sosok Pengusaha Sebelum Masuk Dunia Politik

Sebelum terjun ke dunia politik, dia merupakan seorang pengusaha yang memiliki 36 perusahaan yang dirintis sejak masih kelas 3 SMA.

Sebagai pemilik 36 perusahaan, Novi Rahman Hidayat memiliki total karyawan 40.000 orang.

Novi Rahman Hidayat memiliki tambang nikel, batu bara, 120 bank perkreditan rakyat, dan masih banyak lagi.

Dia memilih terjun ke dunia politik dan menjadi Bupati Nganjuk, lantaran merasa ‘gemas’ karena kampung halamannya tersebut tidak mengalami kemajuan.

Oleh karena itu, dia memilih meninggalkan perusahaan dan menyerahkan manajemennya kepada para profesional.

Novi Rahman Hidayat bahkan memberikan para profesional tersebut saham, agar mereka lebih merasa memiliki perusahaan yang dikelola.

Dia juga menarik seluruh keluarganya dari perusahaan, agar manajemen profesional tidak terganggu oleh pengaruh keluarga.

3. Sosok Religius dan Cerdas

Berdasarkan penuturan media informasi Nahdlatul Ulama pada tahun 2020 lalu, Novi Rahman Hidayat digambarkan sebagai sosok yang religius dan cerdas.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai Bupati, Hafiz Al-Qur’an tersebut selalu berpindah masjid untuk memberi khotbah Jumat, serta mewajibkan PNS muslim untuk membayar zakat.

“Selesai berkhotbah, sang Bupati turun langsung melihat rakyatnya. Kalau rumahnya tidak layak, langsung dibangun dengan dana dari Baitul Mal,” tutur media informasi NU melalui unggahan di akun Instagram @ala_nu.

4. Tidak Pernah Ambil Gaji

Media informasi NU mengungkapkan bahwa Novi Rahman Hidayat tidak pernah mengambil gajinya sebagai Bupati Nganjuk.

Hal itu juga ditegaskan oleh Dahlan Iskan dalam tulisan di blog pribadinya DI’s Way pada 29 Juni 2020.

“Gajinya sebagai Bupati ia serahkan ke lembaga kesejahteraan rakyat. Mobil-mobil dinas Bupati tidak ada yang ia pakai. Semua pegawai negeri harus membayar zakat, yang hasilnya dikelola tim untuk mengatasi kemiskinan,” katanya, dikutip dari Di’s Way, Senin, 10 Mei 2021.

Dahlan Iskan juga mengatakan bahwa Novi Rahman Hidayat selalu mencari tahu apakah masih ada rumah yang tidak layak huni di lingkungan masyarakat tempatnya berkhotbah, dan memugarnya dengan menggunakan dana zakat dari PNS.

“Kalau rumah-rumah itu sudah baru, Novi ke masjid itu lagi. Membawa tumpeng sebagai tanda peresmian satu rumah satu tumpeng. Foto tumpengan itu dibesarkan. Dipasang di rumah baru. Itu terjadi nyaris setiap Jumat. Selama dua tahun terakhir,” tuturnya.

5. Mencetuskan Acara Sema'an pada Hari Buruh Nganjuk

Dahlan Iskan mengatakan, Novi Rahman Hidayat juga mengubah Hari Buruh di Nganjuk yang biasanya tegang menjadi lebih spiritual.

“Di malam sebelum Hari Buruh (1 Mei), Novi mengadakan sema’an besar-besaran. Semacam istighosah. Lokasinya di kampung pahlawan buruh: Marsinah,” ucapnya.

Acara sema’an tersebut dilaksanakan di dekat makam Marsinah, wanita yang terbunuh sebagai martir pada zaman Orde Baru, yang memang berada di Nganjuk.

“Keesokan harinya, tanggal 1 Mei, diadakan Haul Marsinah di seluruh Nganjuk. Acaranya: Khataman Alquran di masjid-masjid. Hari itu tidak ada demo atau pawai buruh di Kabupaten itu,” ujar Dahlan Iskan.

Sebagai pemilik perusahaan, dia mengatakan bahwa Novi Rahman Hidayat terbiasa membuat keputusan cepat yang sulit dikejar birokrasinya.

6. Gebrakan di Awal Novi Rahman Hidayat Menjabat

Pada akhir 2018, setelah beberapa bulan menjabat, Novi Rahman Hidayat mengganti 18 kepala dinas yang berlaku mulai malam tahun baru.

Keesokan harinya, Novi Rahman Hidayat kembali tancap gas, menjadikan birokrasinya seperti para manajer perusahaan.

Dia ingin segera membuka kawasan industri yang pertama di seluruh Karesidenan Kediri, dengan luas 600 hektar pada tahap pertama.

Tak ingin kehilangan momentum, Novi Rahman Hidayat juga membangun jalan tol Surabaya-Jakarta pada saat itu.

“Dalam waktu setahun, kawasan itu sudah jadi. Seperti afdruk kilat. Kini sudah lebih 60 perusahaan masuk kawasan industri itu,” ujar Dahlan Iskan.

7. Membangun Lumbung RW

Novi Rahman Hidayat juga membangun ‘lumbung RW’, dan setiap ketua RT menjadi pimpinan unit bisnis untuk warganya, khususnya petani.

“Di setiap RW selalu ditemukan rumah kosong yang ditinggal generasi anak-cucu ke kota. Rumah kosong itu dijadikan gudang, disewa,” ucap Dahlan Iskan.

Nantinya, petani satu kampung menyerahkan gabah ke ketua RW untuk disimpan di gudang tersebut, dan dikelola RW hingga menjadi besar, lalu menjualnya.

“Setelah laku, Pak RW membayar ke petani dengan harga 10 persen lebih tinggi dari harga pasar. Petani memperoleh harga yang lebih baik,” tutur Dahlan Iskan.

Itulah infirmasi mengenai 7 fakta Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat sebelum diamankan dalam OTT KPK.***

Editor: Apriani Alva

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler