Perubahan Iklim Semakin Mengancam, Ini Pesan Presiden Jokowi di HMD 2022

1 April 2022, 17:00 WIB
Perubahan Iklim Semakin Mengancam, Ini Pesan Presiden Jokowi di HMD 2022 /Tangkap Layar YouTube BMKG

JOMBANG UPDATE - Perubahan iklim semakin mengancam, berikut ini pesan Presiden Jokowi yang disampaikan pada Puncak Peringatan Hari Meterologi Dunia 2022.

Presiden Joko Widodo mengatakan kekhawatiran sedang berlangsung di seluruh dunia tentang krisis iklim. Keadaan ini sangat merugikan Indonesia sebagai negara agraris dan negara kepulauan.

"Frekuensi, intensitas dan durasi bencana geohidrometeorologi akan semakin meningkat. Daya adaptabilitas tanaman dan produktivitas tanaman semakin menurun dan ini mengancam ketahanan pangan di negara kita," kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Puncak Peringatan HMD Ke 72: Expose Nasional Monitoring & Adaptasi Perubahan Iklim 2022, seperti dikutip JOMBANG UPDATE dari siaran pers BMKG pada 30 Maret 2022.

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, Jokowi pun mengirimkan sederet pesan kepada masyarakat umum dan berbagai pemangku kepentingan.

Baca Juga: ASN Dilarang Buka Bersama, 12 Aturan Pelaksanaan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 2022 dari Kemenag

Baca Juga: Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 1443 H, Kemenag Himbau Masyarakat Tunggu Sidang Isbat 1 April 2022

"Manfaatkan AI, big data, teknologi high performance computing dan lakukan dengan inovasi, teknologi rekayasa sosial dan cara kreatif untuk membangun kesadaran, ketangguhan, partisipasi masyarakat. Kapasitas dan ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus terus ditingkatkan agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana," kata Jokowi.

Terakhir, Jokowi mendesak jajarannya untuk memperkuat kerja sama antara kementerian, sektor swasta, dan berbagai elemen negara lainnya dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.

Pada kesempatan itu juga, Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarno Putri, menghimbau kepada kepala daerah agar meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim global, dan merancang kebijakan pembangunan yang benar-benar didasarkan pada pemahaman terhadap berbagai kemungkinan terjadinya bencana alam. Megawati ingin semua pihak mewaspadai dampak perubahan iklim sejak dini.

"Aksi mitigasi harus dilakukan secara detail guna menekan risiko kerugian akibat bencana alam. Semua harus diperhitungkan, termasuk tata ruang kawasan serta kecepatan dalam bertindak" imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO), Prof. Petteri Taalas mengungkapkan bahwa dampak perubahan iklim sudah sangat terlihat melalui cuaca yang lebih ekstrim di seluruh belahan dunia.

"Kami melihat gelombang panas yang lebih intens dan kekeringan serta kebakaran hutan. Kami memiliki lebih banyak uap air di atmosfer, yang menyebabkan curah hujan ekstrim dan banjir mematikan. lautan memicu badai tropis yang lebih kuat dan naiknya permukaan laut meningkatkan dampaknya," kata Prof. Petteri Taalas.

Senada pula, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan untuk menekan laju perubahan iklim, perlu aksi kolaboratif dan kolektif dalam perencanaan yang tepat di setiap program pembangunan yang disertai dengan penyiapan tata ruang yang berwawasan lingkungan serta berketahanan terhadap bencana dan laju perubahan iklim.

"Strategi ini perlu didukung oleh upaya Adaptasi dan Inovasi Teknologi berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Kolaborasi Pentahelix (Pemerintah, Akademisi, Pihak Swasta, Masyarakat dan Media), menjadi kunci solusi dalam menghadapi seluruh kompleksitas dan ketidakpastian tersebut. Selanjutnya, sistem Peringatan Dini pun perlu terus diperkuat dengan panduan edukatif untuk memberikan kemampuan masyarakat agar dapat merespon dengan aksi dini yang cepat dan tepat," pungkasnya.

Demikian pesan presiden Jokowi pada Puncak Peringatan Hari Meterologi Dunia 2022 terkait perubahan iklim yang semakin mengancam. ***

Editor: Alinur Awwalina

Tags

Terkini

Terpopuler