Pandangan Soekarno Terhadap Kaum Islam Sontoloyo pada Era Sebelum Kemerdekaan 1945

30 Juni 2021, 15:05 WIB
Potret Mantan Presiden RI Soekarno. Simak pandangan Soekarno terhadap kaum Islam Sontoloyo pada era sebelum Kemerdekaan 1945. /Instagram.com/@kartikasoekarnofoundation

JOMBANG UPDATE - Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di Tanah Air.

Ir. Soekarno selalu diperlihatkan dengan pikiran dan pendapat-pendapat tajamnya dimasa hidupnya termasuk pendapatnya mengenai agama Islam yang dianutnya.

"Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin," Soekarno dalam pidatonya tahun 1946, seperti dikutip JOMBANG UPDATE dari YouTube Melawan Lupa Metro TV, Rabu 30 Juni 2021.

Soekarno menganggap agama Islam sebagai agama yang ideal dan rasional.

Baca Juga: Kapasitas KMP Yunicee yang Tenggelam di Perairan Laut Bali

Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 akan Dibuka 30 Juni, Wajib Lampirkan Dokumen Ini saat Mendaftar

Pada beberapa kesempatan, ia mengungkapkan pemikiran-pemikiran pribadinya terkait agama Islam yang membuat tokoh proklamator ini dianggap sebagai Mujadid atau tokoh pembaharu pola pikir Islam oleh beberapa kalangan.

Ayah Soekarno, Raden Sukemi, merupakan orang jawa yang memegang teguh budaya-budaya Jawa, sehingga pandangannya mengenai Islam kebanyakan ia dapat dari kebiasaannya membaca dan juga beberapa tokoh Islam pada zaman itu, yang salah satunya adalah Hos Tjokroaminoto.

Soekarno pernah mengkritik keras pada beberapa kaum yang salah menangkap ajaran-ajaran dan semangat Islam.

Kritiknya ini ditujukan pada mereka yang menelan mentah-mentah ajaran Islam, juga pada mereka yang hanya mengambil kulit dari ajaran Islam, Soekarno sangat mengkritik kaum ini melalui tulisannya yang berjudul "Islam Sontolojo" yang ia tulis di majalah Pandji Islam tahun 1940.

"Coba tuan menghina si miskin, makan haknya anak yatim, memfitnah orang lain, musyrik di dalam tuan punya pikiran dan perbuatan, maka tidak banyak orang yang menunjuk kepada tuan dengan jari seraya berkata: tuan menyalahi islam," tulis Soekarno dalam majalah Pandji Islam tahun 1940.

Hal ini ia tulis untuk menanggapi pemikiran-pemikiran seperti pengkeramatan sosok yang dianggap aristokrat dalam agama Islam serta kebiasaan-kebiasaan yang cenderung mem-bid'ahkan golongan tertentu di Islam sendiri.

Adapula pendapat lainnya yang ia kirim pada teman diskusinya A. Hassan melalui surat.

"Tiada satu agama yang menghendaki kesamarataan lebih daripada Islam. Pengeramatan manusia itu adalah salah satu sebab yang mematahkan jiwanya suatu agama dan umat, oleh karena pengeramatan manusia itu, melanggar tauhid. Kalau tauhid rapuh, datanglah kebencanaan," surat Soekarno pada A. Hassan, guru "Persatuan Islam", 1 Desember 1934.

Baca Juga: Aliansi Mahasiswa UGM Susul BEM UI Kritik Jokowi, Media Sosial Kembali Heboh

Baca Juga: WhatsApp Ketua BEM UI Diretas, Mantan Pegawai KPK: Polanya Mirip dengan Serangan Balik Aktivis Antikorupsi?

Soekarno berpikir bahwasannya Islam itu adalah agama yang rasional, sehingga ia sangat menyayangkan pada beberapa kalangan yang menolak perkembangan zaman hanya karena salah memahami pikiran dan semangat agama Islam yang dianutnya.

Kaum seperti ini adalah kaum yang memandang kulitnya saja, bukan dagingnya, atau lebih jelasnya orang-orang yang kurang substansial dalam menyikapi roh-roh agama Islam itu sendiri.

Pendapat Soekarno tentang "Islam Sontolojo" atau Islam sontoloyo ini bukanlah suatu pendapat yang bersifat provokatif, melainkan ajakan untuk tidak menolak perkembangan zaman dalam beragama Islam dan memandang agama Islam secara substansial karena menurutnya agama Islam merupakan agama yang rasional.***

 

Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler