Tsunami Dahsyat Pernah Landa Maluku 346 Tahun Lalu, Kini BMKG Beri Peringatan Dini Gempa Susulan

16 Juni 2021, 22:31 WIB
Tsunami Dahsyat Pernah Landa Maluku 346 Tahun Lalu, Kini BMKG Beri Peringatan Dini Gempa Susulan /bnpb.go.id

JOMBANG UPDATE - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu sigap memberikan sinyal jika ada potensi terjadinya bencana di suatu daerah.

Seperti yang terjadi pada masyarakat Maluku Tengah, oleh BMKG, mereka diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi tsunami dan gempa susulan pasca-gempa dengan magnitudo 6,1 pada Rabu, 16 Juni 2021.

Terkait imbauan BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyebutkan bahwa pernah terjadi tsunami setinggi puluhan meter yang melanda Maluku di tahun 1674.

Gempa yang mengguncang Ambon, Maluku itu terjadi pada malam hari tanggal 17 Februari 1674.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,2 Terjadi di Blitar, Tidak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Cara Membedakan Skala Gempa dari Skala Ricther dan Skala Mercalli, Ini Perbedaan Kedua Skala Ukur

Gempa yang disusul dengan tsunami tersebut berdampak pada kerusakan rumah warga serta menelan korban jiwa yang diperkirakan mencapai 2.500 orang meninggal dunia.

Dilansir JOMBANG UPDATE dari website resmi BNPB, bencana alam ini dicatat oleh George Everhard Rumphius (1627-1702) seorang ilmuwan Eropa yang pernah tinggal di Ambon.

Gempa yang terjadi sekitar pukul 19.30–20.00 waktu setempat bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Cina yang suasananya berlangsung cukup meriah di sekitar pasar daerah tersebut.

Guncangan yang sangat keras melanda seluruh Pulau Ambon dan pulau-pulau di sekitarnya, menyebabkan adanya korban jiwa sebanyak 86 orang meninggal dunia karena tertimpa runtuhan bangunan.

Baca Juga: Ramalan Cuaca Hari Ini, BMKG Ramalkan DKI Jakarta Siang Ini Hujan Deras

Baca Juga: Warga Jombang Bisa Lihat Gerhana Bulan Total Meski Cuaca Tak Mendukung via Live Streaming BMKG

Banyak rumah yang bahan bangunannya terbuat dari batu pun mengalami kerusakan cukup parah sehingga tidak bisa digunakan kembali.

Sesaat setelah terjadi gempa bumi, susulan gelombang pasang terjadi di seluruh pesisir Pulau Ambon.

Pesisir Utara di Semenanjung Hitu terdampak kerusakan yang paling parah, terutama di daerah Ceyt di antara Negeri Lima dan Hile.

Di daerah tersebut, ketinggian air pasang mencapai 40–50 toises atau sekira 70–90 meter.

Rumphius merupakan salah satu saksi dahsyatnya bencana alam yang menimpa Ambon kala itu.

Korban gempa dan tsunami itu diperkirakan mencapai lebih dari 2.500 jiwa, termasuk istri dan anak dari Rumphius.

Catatan sang ilmuwan ini merupakan sebagian dari catatan sejarah gempa dan tsunami mengenai bencana rapid onset yang pernah terjadi dan paling mematikan di Maluku serta sekitarnya.

Itulah catatan peristiwa salah satu bencana alam yang sangat mengerikan yang terjadi di tanah Maluku.

Semoga dengan imbauan BMKG pada masyarakat Maluku Tengah dapat meningkatkan kewaspadaan.***

Editor: Anggita

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler