Tips Parenting Hadapi Anak Super Aktif Ala Oki Setiana Dewi: Orang Tua Bisa Tanpa Memaksa

- 8 Mei 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi - Tips Parenting Hadapi Anak Super Aktif Ala Oki Setiana Dewi: Orang Tua Bisa Tanpa Memaksa
Ilustrasi - Tips Parenting Hadapi Anak Super Aktif Ala Oki Setiana Dewi: Orang Tua Bisa Tanpa Memaksa /Pexels.com/Pixabay

JOMBANG UPDATE - Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan umumnya memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Karenanya anak-anak akan cenderung super aktif untuk memenuhi kebutuhannya itu.

Menurut salah satu publik figur yang juga seorang ibu, Oki Setiana Dewi, energi dan rasa ingin tahu anak-anak yang super aktif kadang akan membuat kehebohan dan terkesan merepotkan orang tua.

Menurutnya, kesan anak super aktif yang menghebohkan bukanlah ciri dari anak membangkang atau nakal. Melainkan, anak hanya ingin menyalurkan energi dan daya imajinatif serta rasa ingin tahu mereka dengan cara unik sesuai usianya.

Alih-alih memarahi anak, Oki Setiana Dewi berpendapat jika sikap anak super aktif itu seharusnya disikapi oleh orang tua dengan baik.

Baca Juga: Bagaimana Berbicara pada Anak-anak tentang Perang di Ukraina?

Baca Juga: Cara Mengatasi Ambeien pada Bayi dan Anak, Kenali Penyebabnya

Tujuannya agar anak tetap mampu memenuhi kebutuhannya tanpa harus melibatkan emosi negatif dari orang tuanya.

Menurut Oki Setiana Dewi, terdapat 3 langkah penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi anak super aktif. Berikut diantaranya:

1. Membebaskan anak bereksperimen

Anak usia dibawah 10 tahun cenderung memiliki daya imajinasi dan rasa penasaran yang tinggi. Karenanya anak akan mencoba untuk mencari tahu dengan berbagai cara yang juga kadang tidak masuk akal bagi orang tua.

Sikap itu menurut Oki Setiana Dewi adalah hal yang wajar dan justru sangat baik. Anak yang mencoba bereksperimen berarti berani mengambil risiko dan bersikap mandiri.

Hal yang perlu dilakukan orang tua adalah untuk mendampingi anak-anak dalam melakukan eksperimennya sendiri.

Selain itu, orang tua juga harus berperan aktif sebagai validator atau penentu tindakan baik dan benar bagi anaknya.

Tujuannya agar anak dapat menemukan pola eksperimen yang tidak hanya unik sesuai kepribadian masing-masing, tapi juga tepat dan terarah.

2. Mengingatkan risiko atau bahaya

Kegiatan eksperimen anak seperti pada poin satu tidak jarang akan menimbulkan risiko. Anak-anak tentu belum mengerti apa arti dari risiko atau bahaya yang sedang mereka hadapi.

Baca Juga: Mengapa Remaja Ingin Bunuh Diri? Psikolog Anak Sarankan Orang Tua Lakukan Hal Ini

Baca Juga: Cara Mengatasi Trauma pada Anak, Ini yang Bisa Dilakukan Orang Tua

Menurut Oki Setiana Dewi, mengingatkan suatu bahaya pada anak adalah bentuk batasan setelah anak diberi kebebasan dan pengawasan.

Bentuk mengingatkan dan menjelaskan risiko ini menurut Oki Setiana Dewi adalah bentuk pengganti dari sikap memarahi.

Dengan menjelaskan bahaya dari kegiatan yang mereka lakukan, anak akan lebih mengerti alur dari pola sebab akibat.

Misalnya, anak yang diberi penjelasan dengan baik akan memahami jika bermain di semak-semak bisa menimbulkan bahaya seperti tergigit serangga atau terjatuh. Bukan jika bermain di semak-semak akan dimarahi oleh orang tua.

3. Mengarahkan ke aktivitas lain

Menurut Oki Setiana Dewi, anak super aktif bukanlah indikasi anak bodoh, pembangkang atau tidak bisa memahami perintah orang tua untuk bersikap anteng.

Anak super aktif cenderung memiliki kecerdasan yang lebih, karenanya anak mencoba mendorong rasa ingin tahunya secara maksimal.

Karenanya solusi ketiga menurut Oki Setiana Dewi adalah dengan mengarahkan anak untuk melakukan aktivitas lain yang lebih disukainya. Hal ini juga berdampak positif untuk mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya.

Itulah rangkuman mengenai 3 tips parenting ala Oki Setiana Dewi dalam menghadapi anak super aktif dikutip JOMBANG UPDATE dari Instagram @talkparenting.***

Editor: Anggita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah