4. Orang narsistik berharap merampas esensi orang lain.
Ini adalah sebuah kondisi yang berhubungan dengan psikologis seseorang. Orang narsistik bukan hanya berharap hal yang bersifat materi, tetapi juga esensial.
Pribadi ini mungkin saja menawarkan janji manis atau seluruh dunia sebagai ganti esensi yang ingin dirampasnya.
Orang narsis selalu ingin punya caranya sendiri. Mereka cenderung mengontrol dan tidak fleksibel.
Jika sesuatu menguntungkan, mereka bersedia mengikuti arus. Saat tidak mendapat manfaat darinya, mereka akan dengan mudah mengesampingkannya.
Apakah orang narsis bisa berhenti dari kecenderungan ini?
Tidak mudah menjawab apakah orang narsistik mau atau tidak mau berhenti dari kecenderungan menjadi pusat dari segala hal.
Menurut penelitian, seperti setiap orang, jauh di lubuk hati, para narsistik juga berharap untuk cinta dan perhatian.
Namun, pemikiran dan kebutuhan akan cinta bagi mereka sama dengan menjadi rentan di depan seseorang. Hal tersebut membuat orang narsistik merasa sangat tidak nyaman.***