Menjalin Relasi dengan Orang Narsistik, Apakah Mereka Juga Ingin Dicintai?

- 4 April 2022, 07:00 WIB
(Ilustrasi narsistik) Menjalin Relasi dengan Orang Narsistik, Apakah Mereka Juga Ingin Dicintai?
(Ilustrasi narsistik) Menjalin Relasi dengan Orang Narsistik, Apakah Mereka Juga Ingin Dicintai? /Pixabay/mohamed_hassan/

JOMBANG UPDATE - Ada kalanya orang bersinggungan dengan pribadi yang memiliki karakter narsistik.

Relasi atau ide berurusan dengan orang narsistik bisa jadi mengerikan atau setidaknya membingungkan.

Orang bisa menebak-tebak apa yang sebenarnya diinginkan oleh orang narsistik.

Sebab orang narsistik cenderung merasa berhak atas sesuatu yang membuat subjek lawannya bingung dan terus-menerus mempertanyakan diri sendiri.

Baca Juga: Apa Itu 'Toxic Masculinity', Kaum Pria Maupun Wanita Bisa Menjadi Korban Konsep 'Beracun' Ini

Baca Juga: Cara Menghadapi Orang Sensitif, 6 Tips Berkomunikasi agar Tidak Salah Paham

Lantas, bagaimana karakter orang narsistik? Berikut ini JOMBANG UPDATE rangkum dari berbagai sumber.

1. Orang narsistik 'memakan' energi orang lain.

Dikutip dari laman Minds Journal, orang narsistik membutuhkan orang lain sebagai bahan bakar. Pribadi narsistik menganggap orang lain adalah jalan atau pijakan untuk tujuan mereka.

Energi tersebut bisa saja berupa hal positif seperti kegembiraan, pemujaan, cinta, gairah, dan pujian orang lain.

Atau bahkan, energi negatif seperti kebencian, kemarahan, air mata dan ketakutan. Pribadi narsis hidup dengan menyerap semua itu dari orang lain.

2. Pribadi narsistik ingin orang lain 'tertelan'.

Karakter ini memandang dirinya sendiri besar, raksasa, atau bak pangeran di antara manusia.

Pribadi ini bisa saja membuat orang lain tidak lagi memiliki jejak apapun atas diri mereka sendiri. Sederhananya, orang narsis hanya ingin dunia melihat dirinya dan hanya dirinya saja.

Pribadi ini mengharapkan orang lain terhubung, terkunci, melekat dan tertanam dalam genggaman mereka. Dan orang narsis berpikir bahwa orang lain sepatutnya berbahagia dalam situasi ini.

3. Bukan hanya 'paling', orang narsistik ingin menjadi yang satu-satunya.

Pribadi narsis ingin diakui karena kehebatan, kecemerlangan, dan pencapaian. Tidak peduli bahwa itu telah dilebih-lebihkan atau bahkan dicuri dari orang lain.

Yang pribadi ini pedulikan adalah bahwa orang akan menoleh ketika mereka memasuki sebuah ruangan.

Pribadi ini mungkin menampilkan diri sebagai orang yang menjadi mengatur, yang memimpin, atau bahkan mendikte.

4. Orang narsistik berharap merampas esensi orang lain.

Ini adalah sebuah kondisi yang berhubungan dengan psikologis seseorang. Orang narsistik bukan hanya berharap hal yang bersifat materi, tetapi juga esensial.

Pribadi ini mungkin saja menawarkan janji manis atau seluruh dunia sebagai ganti esensi yang ingin dirampasnya.

Orang narsis selalu ingin punya caranya sendiri. Mereka cenderung mengontrol dan tidak fleksibel.

Jika sesuatu menguntungkan, mereka bersedia mengikuti arus. Saat tidak mendapat manfaat darinya, mereka akan dengan mudah mengesampingkannya.

Apakah orang narsis bisa berhenti dari kecenderungan ini?

Tidak mudah menjawab apakah orang narsistik mau atau tidak mau berhenti dari kecenderungan menjadi pusat dari segala hal.

Menurut penelitian, seperti setiap orang, jauh di lubuk hati, para narsistik juga berharap untuk cinta dan perhatian.

Namun, pemikiran dan kebutuhan akan cinta bagi mereka sama dengan menjadi rentan di depan seseorang. Hal tersebut membuat orang narsistik merasa sangat tidak nyaman.***

Editor: Alinur Awwalina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah