Dokter Ingatkan Pakai Masker, Cara Paling Mudah Cegah COVID-19

16 Desember 2022, 08:05 WIB
Dokter Ingatkan Pakai Masker, Cara Paling Mudah Cegah COVID-19 /Pixabay/coyot

JOMBANG UPDATE - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, mengingatkan bahwa memakai masker masih menjadi cara paling mudah dalam pencegahan COVID-19.

Menggunakan masker menjadi salah satu cara mencegah COVID-19, termasuk bagi pasien kanker yang mengalami masalah dalam sistem kekebalan tubuhnya.

Hal tersebut disampaikan pada acara '#LindungiYangRentandariCovid: Apakah Pasien Kanker Bisa Terlindungi Optimal dari COVID-19?' yang digelar secara daring pada Kamis, 15 Desember 2022.

"Tetap pencegahan yang paling penting adalah protokol kesehatan 3M, mungkin semua orang sudah bosan mendengarnya, tetapi kami tidak muak mengingatkan kembali," ujar dr. Jeffry, dikutip JOMBANG UPDATE dari Antara.

Baca Juga: 8 Cara Aman Membuat Kulit Jadi Putih Secara Alami yang Bisa Dipraktekkan di Rumah

Baca Juga: WHO Berharap COVID-19 Tak Lagi Jadi Darurat Kesehatan di Tahun 2023

"Itu menjadi kunci yang paling penting," lanjutnya.

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tersebut menyoroti banyaknya orang yang mengabaikan penggunaan masker saat ini.

Kondisi tersebut diakibatkan karena banyak orang yang berpendapat bahwa dampak COVID-19 sudah lebih ringan dibandingan beberapa waktu yang lalu.

dr. Jeffry membenarkan bahwa COVID-19 sudah relatif lebih ringan. Namun, berbeda halnya pada orang dengan masalah imun atau immunocompromised.

Pada orang yang tidak memiliki masalah kekebalan tubuh, gejala COVID-19 yang dirasakan bisa jadi hanya batuk dan pilek.

Namun pada pasien gangguan sistem kekebalan tubuh seperti kanker, efeknya yang dirasakan bisa lebih berat sehingga perlu berhati-hati.

"Selain perlindungan dari masker, juga dengan pemberian imunisasi aktif," tutur dia.

dr. Jeffry mengatakan pemberian vaksin tetap akan bermanfaat bagi populasi yang memiliki kanker agat terlindungi dari COVID-19.

Vaksin secara aktif juga merangsang sistem imun sehingga membuat pembentukan antibodi.

Di sisi lain khususnya pasien kanker, terdapat terapi imunisasi pasif seperti antibodi monoklonal mungkin dapat menjadi salah satu opsi bagi pasien kanker untuk mendapatkan proteksi tambahan terhadapa COVID-19.

"Ada beberapa kondisi pertahanan tidak cukup kuat karena ada faktornya kemoterapi dan lainnya, maka diberikan imunisasi pasif, yaitu diberikan tambahan dari luar," katanya.

Antibodi monoklonal targetkan Spike Protein Virus COVID-19 sebagai pencegahan (Pre-exposure Prohylaxis/PrEP) terhadap Infeksi SARS-CoV-26.

Berdasarkan penelitian, antibodi monoklonal dapat mencegah terjadi infeksi COVID-19 pada kelompok rentan seperti pasien kanker.

Selain itu, antibodi monoklonal dapat memberi perlindungan jangka panjang hingga enam bula dan efektif untuk lawan virus SARS-Cov-2 telah bermutasi.

dr. Jeffery menambahkan populasi rentan terhadap COVID-19 tidak hanya pasien diabetes, PPOK, tetapi juga populasi kanker perlu dapatkan perhatian ekstra.

Menurutnya, vaksin ditambah antibodi monoklonal dapat menjadi proteksi tambahan bagi pasien kanker walaupun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Meskipun COVID-19 sudah relatif mereda, tetapi penggunaan masker mesih menjadi cara pencegahan paling mudah yang tetap disarankan untuk dilakukan.***

Editor: Alinur Awwalina

Tags

Terkini

Terpopuler