JOMBANG UPDATE - Ketika memutuskan untuk aktif secara seksual, maka akan selalu ada konsekuensi yang mengikuti seperti penularan infeksi menular seksual. Namun risiko tersebut bisa dicegah dengan menerapkan perilaku seksual yang aman.
IMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Secara umum, IMS dapat dicegah. Namun, sering kali penderitanya tidak menyadari bahwa mereka memiliki IMS hingga ia pun menjadi sumber penularan bagi orang lain.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lebih dari satu juta orang di dunia didiagnosis menderita penyakit menular seksual (PMS) setiap harinya. Penyakit menular seksual yang menyerang organ seksual meliputi klamidia, gonore, trikomoniasis, dan sifilis.
Satu-satunya metode yang bisa mencegah IMS adalah dengan menjauhkan diri dari semua kontak seksual. Namun, saat melakukan aktivitas seksual, ada langkah-langkah untuk membatasi risiko IMS.
Baca Juga: Cara Mengetahui Titik Rangsangan Seksual Pasangan Suami Istri ala Dokter Boyke, Simak Tips Berikut
Baca Juga: 4 Film Bertema Kekerasan Seksual, Ada Bombshell hingga Marlina
Dikutip dari U.S. Department of Health & Human Services, JOMBANG UPDATE telah merangkum beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko Infeksi Menular Seksual.
Kenali Pasangan Seksualmu
Infeksi menular seksual (IMS) bisa terjadi apabila salah satu dari pasangan telah terinfeksi.
Bicarakan secara terbuka mengenai status dan riwayat seksual pasangan sebelum memutuskan untuk melakukan hubungan seksual.
Hindari kebiasaan berganti-ganti pasangan dan berhubungan seksual dengan orang yang suka berganti pasangan atau justru tidak diketahui riwayat seksualnya.
Kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual dapat meningkatkan resiko terkena penyakit menular seksual
Gunakan Kondom
Kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa mencegah penularan penyakit seksual.
Baca Juga: Ria Ricis dan Teuku Ryan Gelar Lamaran Hari Ini, Simak Deretan Penghargaan Adik Oki Setiana Dewi
Penggunaan kondom tidak hanya sebatas pada seks penetratif, Anda juga bisa menggunakan dental dam dan finger cloth untuk aktivitas seks oral dan anal.
Kondom berbahan lateks cenderung lebih aman dari kebocoran dibandingkan dengan sintetis. Namun jika Anda alergi terhadap lateks, kondom sintetis bisa menjadi pilihan yang tepat.
Lakukan Vaksinasi
Vaksin adalah cara yang aman, efektif, dan direkomendasikan untuk mencegah hepatitis B dan HPV. Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk pra-remaja mulai usia 9 tahun hingga usia 26 tahun.
Vaksin HPV paling baik jika dilakukan sebanyak tiga kali sebelum aktif secara seksual. Namun, jika sudah aktif secara seksual dan belum mendapatkan vaksin, segera konsultasi dengan dokter untuk melakukan vaksinasi.
Cek Kesehatan Berkala
Mengetahui status kesehatan seksual adalah langkah penting untuk menghentikan penularan.
Baik laki-laki maupun perempuan yang telah aktif secara seksual, disarankan untuk melakukan cek kesehatan seksual rutin setahun sekali.
Jika menemukan gejala IMS, sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter. Dengan mengetahui kondisi kesehatan seksual lebih dini, Anda bisa mendapatkan perawatan lebih awal dan mengurangi risiko komplikasi.
Putuskan Rantai Penyebaran
Apabila dinyatakan mengalami infeksi menular seksual, segera beritahu pasangan untuk melakukan pengecekan.
Deteksi IMS sangat penting untuk mencegah terjadinya penularan, baik untuk pasangan atau bakal janin.
Setelah itu jalani perawatan sampai dinyatakan sembuh dan hindari aktivitas seksual selama masa pengobatan.
Banyak penderita IMS dapat dengan mudah didiagnosis dan diobati. Namun untuk beberapa kasus, ada jenis infeksi menular seksual yang tidak bisa disembuhkan.
Penting untuk melakukan pengecekan secara rutin dan pastikan selalu menerapkan hubungan seks yang aman dan sehat.***