Makanan Khas Idul Fitri, Ketupat dan Opor Ayam Ternyata Punya Filosofi Unik, Asal Usulnya dari Pantun Jawa

5 Mei 2021, 19:05 WIB
Resep Hidangan Lebaran Ketupat Sayur Khas Betawi, Pilihan Baru Saat Bosan dengan Opor /Tangkap Layar YouTube/

JOMBANG UPDATE – Hidangan khas lebaran, ketupat dan opor ayam, jadi salah satu makanan yang identik dengan perayaan hari raya Idul Fitri.

Di balik rasanya yang endes, makanan khas Idul Fitri ini ternyata memiliki filosofi yang unik berhubungan dengan pantun.

Simak asal usul ketupat opor menjadi makanan khas Idul Fitri di artikel ini.

Baca Juga: 4 Tempat Belanja Baju Lebaran di Jombang Harga Terjangkau, Satunya Sampai Antri di Depan Pagar

Baca Juga: Pria Zhejiang China Tega Jual Anak Kandung, Uangnya Dipakai Liburan Bareng Istri Baru, Tega!

Meskipun hari raya Idul Fitri tahun ini masih sama dengan tahun lalu karena kita masih harus #dirumahsaja, maka masak dan juga makan bersama keluarga di rumah, wajib diagendakan agar Idul Fitri tetap meriah.

Dilansir JOMBANG UPDATE dari berbagai sumber, ternyata ketupat yang merupakan makanan berbahan dasar beras yang dibungkus dengan daun kelapa muda ini, pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Jawa oleh Sunan Kalijaga dengan cara tradisi bakda. 

Dua tradisi bakda yang dikenal yaitu lebaran dan juga kupatan.

Bakda kupat dimulai sepekan setelah Idul Fitri. 

Di dalam filosofi Jawa, makna ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya, namun mempunyai makna khusus yang merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.

Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan, yang melambangkan hari raya Idul Fitri untuk saling memaafkan.

Sedangkan laku papat artinya empat Tindakan dalam merayakan lebaran yang dijabarkan sebagai lebaran, luberan, leburen dan laburan.

Lebaran menandakan berakhirnya puasa, luberan memiliki simbol berlimpah atau luber, dengan makna bersedekah.

Baca Juga: Beasiswa LPDP 2021 Dibuka, Cek Jadwal Pendaftaran, Seleksi, serta Dokumen yang Perlu Disiapkan!

Baca Juga: Aturan Tempat Wisata saat Pademi Covid-19 Jelang Mudik dan Lebaran 2021

Luberan memiliki makna habis atau melebur yang diartikan menggugurkan semua kesalahan dan dosa, sedangkan laburan berari labor atau kapur.

Kapur yang bewarna putih disimbolkan agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Itulah makna filosofi ketupat, sedangkan opor juga mempunya makna yang tak kalah unik.

Hidangan dengan kuah kuning santan ini biasanya  disajikan dengan daging ayam ataupun telur rebus.

Salah satu pantun jawa menyebutkan “Kupat Santen” sedaya lepat nyuwun pangapunten.

Kupat santen diartikan ketupat yang disajikan bersama kuah santan dan salah satunya opor.

Sedaya lepat nyuwun pangapunten berarti semua kesalahan mohon dimaafkan.

Dari pantun inilah, kini ketupat dan opor menjadi makanan yang identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.***

Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler