Dari ayat-ayat di atas, sangat jelas bahwa putra putri dan harta kekayaan adalah simbol kepuasan duniawi, yang selalu dicintai oleh umat manusia. Namun, realitasnya putra putri dan harta kekayaan adalah alat yang digunakan oleh Tuhan untuk menguji ketakwaan dan iman umat manusia. Allah berfirman dalam Surat Al-Anfal ayat 28:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya:
Ketahuilahsesungguhnya harta-harta dan anak-anak itu semua menjadi ujian, maka sesungguhnya hanya di sisi Allah adanya pahala yang besar (Q.S. Al-Anfal: 28)
Ayat ini mengingatkan kita semua, jangan biarkan ketakwaan dan iman kalian memudar karena sibuk mencari dunia dan menghadiahi anak kalian.
Allahu Akbar 3 X walillahi alhamdu,
Hadirin jama’ah salat ‘idul Adha rahimakumullah.
Hikmah keempat, mencetak generasi yang saleh secara sosial dan spiritual. Visi pendidikan Nabi Ibrahim adalah untuk mencetak generasi yang saleh, yaitu اَلْقاَئِمُ بِحُقُوقِ اللهِ وَحُقُوْقِ عِبَادَة generasi yang menjalankan hak-hak Allah dan makhluk-Nya. Sebagaimana Abraham berdoa:
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya: