Contoh Khutbah Idul Adha 2022 Singkat: Menjadi Muslim yang Taat dan Makna Sebuah Pengorbanan

- 26 Juni 2022, 21:35 WIB
Contoh Khutbah Idul Adha 2022 Singkat: Menjadi Muslim yang Taat dan Makna Sebuah Pengorbanan
Contoh Khutbah Idul Adha 2022 Singkat: Menjadi Muslim yang Taat dan Makna Sebuah Pengorbanan /pixabay.com/@suhailsuri

Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, (An-Nahl 71)

Jika kadar rizki sudah ditentukan berbeda-beda, maka apalah guna dengki hati, iri hati, sakit hati kepada orang lain. Toh semua sudah diberi jatah terbaiknya sesuai kadar keperluan dirinya, kadar keperluan keluarganya oleh Allah SWT. Bukankah Allah Maha Mengetahui segala kebutuhan kita?

Kalau rizki kita sudah dijamin dan ditentukan kadarnya oleh Allah, kenapa kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rizki, kenapa kita sibuk-sibuk menjerumuskan diri ke dalam pekerjaan yang dimurkai Allah. Sungguh sangat tidak masuk dalam logika seorang muslim, takut kelaparan, takut kekurangan, takut kekurangan karena meninggalkan pekerjaan yang haram, toh Allah sudah menjaminnya, toh kadar rizki kita juga sudah ditentukan. Dan tentunya, jika kadar rizki sudah dijamin dan ditentukan, kenapa kita enggan berkorban, karena pengorbanan yang keluarkan, tidak akan mengurangi sedikitpun kadar rizki kita, bahkan Allah berjanji akan menambahnya.

Ketiga: walaupun sudah ditentukan kadar rizki, orang muslim, mu’min faham betul bahwa “rizki harus dicari dan harus diusahakan”.

Allah SWT berfirman:

فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيرا لعلكم تفلحون.

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Al-Jum’ah 10)

Jika pemberi rizki hanya Allah, kadar rizki sudah ditentukan dan kita diwajibkan untuk berusaha mencarinya, maka yang ada bagi kita hanyalah berusaha keras, bekerja keras, berfikir keras, berkarya besar. Pendek kata, yang perlu difikirkan oleh seorang muslim adalah bagaimana berkorban semaksimal mungkin karena Allah. Tidak perlu berfikir saya dapat apa? Dapat berapa? Toh hal itu Allah yang mengatur untuknya. Dalam bahasa Gontor: Bondo, Bahu, Pikir, lek Perlu sak nyawane pisan. Inilah bahasa pengorbanan secara total, berkorban harta, tenaga, fikiran, kalau perlu nyawapun dikorbankan, demi amanah dari Allah SWT.

Maka dari itu, ciri seorang muslim adalah totalitas dalam menjalankan amanah yang sedang diembankannya, baik sebagai mahasiswa, sebagai dosen, sebagai pedagang, sebagai petani, sebagai pegawai, bahkan sebagai presiden. Seorang muslim akan selalu berbuat total, berjuang dan berkorban. Bukan sebaliknya, mencari keuntungan sendiri, mengorbankan orang lain, dan bahkan mendzalimi orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini tidak perlu bagi seorang muslim, karena baginya, hanya Allahlah yang akan mencukupinya lahir batin, dunia dan akhirat.

Namun demikian, ujian terhadap logika Islam ini akan selalu ada, ujian terhadap pengorbanan yang kita lakukan, ujian terhadap keimanan dan ketakwaan kita, bahkan ujian terhadap keikhlasan akan terus ada. Allah dalam surat Yusuf mengabadikan nasehat Ya’kub kepada anak-anaknya

Halaman:

Editor: Alinur Awwalina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x