Jombang Punya Bendung Karet Pertama di Indonesia, Terletak di Jatimlerek dan Menturus, Simak Sejarahnya

- 18 Juni 2021, 09:00 WIB
Bendungan Jatimlerek. Kabupaten Jombang mempunyai bendung karet pertama di Indonesia, tepatnya di Jatimlerek dan Menturus
Bendungan Jatimlerek. Kabupaten Jombang mempunyai bendung karet pertama di Indonesia, tepatnya di Jatimlerek dan Menturus /Antara Foto/Syaiful Arif

JOMBANG UPDATE - Sejarah Kabupaten Jombang selalu menarik untuk dikulik. Banyak peninggalan sejarah yang menjadi bukti eksistensi Kota Santri, diantaranya bendungan karet Jatimlerek dan Menturus.

Bendungan karet berfungsi mengatur derasnya aliran sungai, namun siapa sangka Kabupaten Jombang memiliki bendungan karet pertama di Indonesia.

Bagaimana sejarah pendung karet pertama di Indonesia bisa berada di Kabupaten Jombang tepatnya di Jatimlerek dan Menturus? Yuk simak ulasannya.

Baca Juga: Ning Ema dan Gus Aidil Mangkir di Sidang Perdana, Kuasa Hukum Anggota DPR RI dari Jombang Tak Beberkan Alasan

Baca Juga: Sejarah Singkat Kabupaten Jombang dari Masa Kerajaan sampai Kemerdekaan (BAGIAN 1)

Bendung Karet Pertama di Indonesia Ada di Jombang

Hari Jum’at pagi, tanggal 27 November 1992, sekitar 29 tahun yang lalu menjadi hari yang bersejarah bagi Kabupaten Jombang.

Bagaimana tidak? Wakil Presiden Republik Indonesia ke-5, Sudharmono, S.H., meresmikan Bendung Karet (Rubber Dam) yang pertama di Indonesia.

Bendung itu berada di dua desa, tepatnya di Desa Jatimlerek Kecamatan Plandaan dan Desa Menturus Kecamatan Kabuh (sekarang Kudu) Kabupaten Jombang.

Pada pukul 09.30 WIB, Wapres Sudharmono meresmikan bendung karet dengan menekan tombol peresmian. Begitu klep penutup dibuka, air berdebet 330 m3/detik langsung mengalir deras ke arah utara.

Massa yang melihatnya langsung berdecak kagum dengan diiringi tepuk tangan meriah. Mereka merasa baru pertama kali melihat air yang begitu deras melewati dam yang terbuat dari karet.

Diatas prasasti pualam hitam, Wapres Sudharmono segera membubuhkan tanda tangan yang menjadi bukti sejarah, bahwa untuk pertama kalinya, Bendung Gerak Jatimlerek resmi beroperasi.

Pimpinan proyek Induk Brantas saat itu, Ir. Socheh, Dpl.HE., mengatakan jika bendung gerak ini awalnya dibuat untuk mengatasi masalah kekurangan air di wilayah utara Kali Brantas.

Baca Juga: Putri Bupati Jombang 'Ning Ema' Digugat Rp2,65 Miliar Perkara Wanprestasi

Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 Terbaru Jombang BLUD Puskesmas Mayangan, Desa Jogoroto hingga Ngumpul

Menurutnya, saat musim kemarau terjadi, degradasi dasar sungai Brantas menyebabkan muka air menurun. Sehingga sekitar 9 free intake irigasi yang luasnya 4,549 hektare persawahan tidak dapat terairi dengan baik.

Untuk mengatasi masalah itu, sejak tahun 1990 mulai ada rencana untuk membangun bendung. Rencananya bendung itu berada di dua lokasi, yakni Jatimlerek Plandaan dan Bendung Menturus Kabuh.

Pembuatan kedua bendung itu dilakukan oleh PT. Permian Panca Guna Jo dan Sumitomo Corporation. Proyek strategis tersebut, menurut Drs. Suharto, Ketua Bappeda Jombang saat itu, menghabiskan dana Rp 7,29 miliar.

Diketahui, fungsi utama dari kedua bendung itu untuk menghalangi air agar permukaannya naik hingga ketinggian tertentu, sesuai dengan ukuran bendung.

Adapun ukurannya, untuk Bendung Karet Jatimlerek memiliki lebar 150 m dengan tinggi 1,85 m. Sedangkan Bendung Karet Menturus lebarnya 150 m dengan tinggi 150 m.

Bendung Jatimlerek dapat menaikkan permukaan air bagian tengah kali Brantas. Hal itu dapat menampung luas pengairan persawahan 1.707 ha dengan irigasi sepanjang 18 km.

Jika digabungkan dengan Bendung Menturus, keduanya dapat memasok air pada lahan seluas 4,549 ha. Keduanya dinilai mampu mengairi persawahan di empat kabupaten, yakni; Kabupaten Jombang, Mojokerto, Gresik, dan Sidoarjo.

Demi menaikkan muka air sebesar itu, maka, di dua lokasinya dibangun bendung dari karet. Khusus untuk Jatimlerek, ambangnya dapat bergerak.

Pengoperasian bendung karet ini dilakukan dengan cara pengembangan di musim kering dan pengempesan di musim banjir. Penggembungannya dapat memakai air atau udara.

Model bendung yang pemeliharaannya ringan ini, diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanaman pangan di daerah, dan mencegah kemungkinan degradasi dasar sungai yang berlebihan.

Pada musim kemarau, bendung ini mampu menaikkan air dari 173% menjadi 243% untuk mengairi lahan seluas 4.549 hektare.

Prediksi keuntungan dari bendung ini mencapai 4,75 miliar. Menurut Dirjen Pengairan Ir. Soeparmono, selama 25 tahun, sejak Pelita I, Jawa Timur telah membangun 22 waduk besar dan 292 waduk kecil dengan potensi air 160 miliar m3. Dan proyek Bendung Jatimlerek serta Menturus ini merupakan pembangunan kategori yang strategis.

Begitulah sejarah singkat dari peresmian Bendung Jatimlerek dan Bendung Menturus. Keduanya merupakan bendung karet pertama yang dibangun di Indonesia. Sebagai warga Jombang, patut berbangga karena Kota Santri memiliki bendung karet pertama di Indonesia. Baca artikel lainnya di JOMBANG UPDATE dalam tautan Sejarah Jombang.***

Editor: Apriani Alva

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah