Lansia 90 Tahun Meninggal Setelah Terinfeksi Covid-19 Varian Alpha dan Beta dalam Waktu Bersamaan

- 11 Juli 2021, 18:30 WIB
Lansia 90 Tahun Meninggal Setelah Terinfeksi Covid-19 Varian Alpha dan Beta dalam Waktu Bersamaan
Lansia 90 Tahun Meninggal Setelah Terinfeksi Covid-19 Varian Alpha dan Beta dalam Waktu Bersamaan /Pixabay/geralt/

JOMBANG UPDATE - Seorang lansia berusia 90 tahun dilaporkan meninggal setelah terinfeksi Covid-19 varian Alpha dan Beta dalam waktu bersamaan.

Dilansir dari The Guardian, lansia yang tidak divaksinasi itu dirawat di rumah sakit Onze Lieve Vrouwziekenhuis (OLZ) yang ada di Kota Aalst, Belgia.

Menurut laporan, lansia berjenis kelamin perempuan itu dilarikan ke rumah sakit setelah dinyatakan positif Covid-19 pada awal Maret lalu.

Mulanya, kadar oksigen lansia tersebut terbilang baik. Namun, kondisnya memburuk dengan cepat dan meninggal lima hari kemudian.

Baca Juga: Jepang Darurat COVID-19, Olimpiade Tokyo 2021 Resmi Digelar Tanpa Penonton

Baca Juga: Idul Adha 2021 Masih Pandemi Covid-19, Gus Nadir Jawab Pertanyaan 'Dana Kurban Boleh Dialihkan Bantu Jobless'

“Dua varian (Alpha dan Beta) beredar di Belgia pada saat itu. Jadi, mungkin perempuan tersebut terinfeksi virus yang berbeda dari dua orang yang berbeda,” kata ahli biologi molekuler di rumah sakit OLV yang memimpin penelitian, Anne Vankeerberghen, seperti dikutip JOMBANG UPADATE.

Sayangnya, Vankeerberghen dan para ahli lainnya tidak tahu bagaimana perempuan ini dapat terinfeksi dua varian Covid-19 dalam waktu bersamaan.

Menurut Vankeerberghen, sulit untuk mengatakan apakah koinfeksi berperan dalam penurunan kondisi pasien dengan cepat.

Koinfeksi adalah proses yang terjadi saat dua virus menginfeksi tubuh secara bersamaan.

Vankeerberghen menambahkan, penelitian terkait kasus lansia perempuan yang terinfeksi dua varian Covid-19 sekaligus ini belum diserahkan sebagai publikasi ilmiah karena sedang dipresentasikan di Kongres Eropa.

Sebelum kasus yang menimpa lansia asal Belgia itu, pada Januari lalu, para ilmuwan Brazil pernah melaporkan dua orang yang telah terinfeksi dua varian Covid-19 yang berbeda. Namun, kasus tersebut juga belum dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah.

Ahli virologi dan profesor onkologi molekuler University of Warwick, Lawrence Young, mengatakan, tidak mengejutkan jika ada orang yang terinfeksi lebih dari satu jenis virus.

Akibat kasus yang menimpa lansia perempuan asal Belgia ini, para ilmuwan berupaya memperingatkan dan semakin mendorong agar penelitian, terutama terkait koinfeksi dengan lebih dari satu varian Covid-19 terus ditingkatkan di kemudian hari.***

Editor: Alinur Awwalina

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x