Adegan itu juga dikritik, karena penggunaan lagu simbolis untuk gerakan demokratisasi selama adegan di mana Soo Ho, seorang mata-mata melarikan diri dari NSP.
Petisi tersebut telah melampaui 300.000 penandatangan pada 21 Desember, pukul 12:00 PM waktu KST, sudah jauh di atas minimal 200.000 penandatangan yang dibutuhkan pemerintah untuk merespon.
Buntut kontroversi tersebut, sponsor yang mengiklankan produknya dalam 'Snowdrop' juga telah mengumumkan keputusan mereka untuk mundur dari drama.
Menanggapi reaksi besar, JTBC merilis pernyataan baru pada 21 Desember seperti dilansir JOMBANG UPDATE dari soompi.
Ini adalah pernyataan JTBC mengenai kontroversi tentang drama 'Snowdrop'.
Baca Juga: Jin BTS Ungkap Asal Usul Julukan 'Worldwide Handsome' Dalam Wawancaranya Dengan Vogue Korea
Setelah siaran 'Snowdrop', kontroversi tidak mereda berdasarkan informasi palsu, jadi kami merilis pernyataan.
Pertama-tama, latar belakang dan motif insiden penting di 'Snowdrop' adalah masa rezim militer. Dengan latar belakang ini, hal tersebut berisi cerita fiktif dari pihak yang berkuasa yang berkolusi dengan pemerintah Korea Utara untuk mempertahankan otoritas.
'Snowdrop' adalah karya kreatif yang menampilkan kisah pribadi individu yang digunakan dan dikorbankan oleh penguasa.