Tak sendiri, Galih Donikara ditemani Djukardi "Bongkeng" Adriana, living legent di dunia outdoor yang pernah mendaki Gunung Merbabu dalam kurun waktu 4 jam padahal normalnya ditempuh dalam waktu 7 jam.
Sebelum membahas detail mengenai cara menyiapkan tas siaga bencana, Galih Donikara menjelaskan mengenai kesadaran saat beraktivitas di alam bebas.
"Kita harus sadar dulu berkegiatan di alam bebas atau liputan di alam bebas mengandung bahaya. Sumber bahaya berasal dari alam yang disebut objektif danger. Selanjutnya bahaya yang berasal dari diri sendiri, subjektif danger," ucap Kang Galih, sapaan akrabnya.
Manusia yang berkegiatan di alam mampu menganalisa datangnya bahaya serta mengenali potensinya.
"Alam mengandung bahaya, manusia mengundang bahaya. Alam berhubungan dengan kesulitan, manusia berhubungan dengan kerumitan. Jadi kenali potensinya untuk melakukan antisipasi," ungkapnya.
Baca Juga: Biodata Pemain Popsivo Polawan di Livoli Divisi Utama 2023 Lengkap dengan Tinggi Badan hingga Usia
Menyiasati datangnya bahaya yang tak terduga kala berkegiatan di alam dapat dilakukan dengan mengenalinya agar dapat mengantisipasinya. Salah satu caranya yaitu dengan menyiapkan tas siaga bencana.
Sebelumnya Eiger telah membagikan tas ransel lengkap dengan isinya pada peserta Journalist Camp PRMN X Eiger. Rupanya, pembagian tas Eiger tersebut dilakukan bukan tanpa sebab.