Fenomena Flexing Menggugah Guru Besar UI Rhenald Kasali, Sebut Jadul dan Strategi Promosi

- 19 Maret 2022, 05:00 WIB
Fenomena Flexing Menggugah Guru Besar UI Rhenald Kasali, Sebut Jadul dan Strategi Promosi.
Fenomena Flexing Menggugah Guru Besar UI Rhenald Kasali, Sebut Jadul dan Strategi Promosi. /Tangkap Layar/YouTube/Prof. Rhenald Kasali

JOMBANG UPDATE - Fenomena pamer kekayaan di Indonesia akhir-akhir ini banyak bermunculan. Fenomena ini kemudian akrab didengar sebagai peristiwa 'Flexing.'

Mereka yang diklaim melakukan Flexing acap kali mempertontonkan barang-barang dari brand terkenal dengan harga yang fantastis. Sayangnya, fenomena Flexing yang bermunculan ini dibarengi dengan peristiwa bisnis ilegal.

Sebut saja kasus "Doni Salmanan" dan "Indra Kenz," dua afiliator bisnis itu diklaim gemar Flexing di akun media sosial masing-masing. Dan yang lebih mencengangkan masyarakat, keduanya tertangkap polisi akibat penipuan.

Dari kedua fenomena itu, banyak kalangan kemudian menduga apakah aktivitas Flexing juga bagian dari marketing. Mengingat, persepsi kesuksesan instan masih menjadi idaman semua orang.

Baca Juga: Ditanya PRMN tentang Fenomena Flexing, Rhenald Kasali: Investasi Terbaik Itu Pendidikan dan Kesehatan

Baca Juga: Aktivitas Gunung Semeru Berstatus Level III (Siaga), Warga Tetap Diminta Waspada

Untuk menjawab fenomena ini, Pikiran Rakyat Media Network melalui PRMN Talk mencoba membedah apa itu peristiwa Flexing pada Jumat, 18 Maret 2022 petang.

Dengan tajuk diskusi 'Bongkar ! Fenomena Kaya Asli dan Kaya Palsu,' PRMN menghadirkan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. Seorang Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Diskusi tersebut disiarkan eksklusif dari akun instagram @pikiranrakyat mulai pukul 17.00 WIB dan dipandu oleh Masayu Putri.

Dalam diskusi yang berlangsung selama satu jam, Rhenald menjelaskan banyak hal menarik. Mulai dari apa itu fenomena Flexing hingga tips sukses berinvestasi dan berbisnis.

Berikut beberapa poin penting diskusi yang berhasil JOMBANG UPDATE rangkum.

1. Flexing adalah bagian dari marketing

Menurutnya, teknik marketing dengan pamer itu sudah ketinggalan jaman. Contoh sederhana adalah banyak orang yang memamerkan foto bersama orang-orang penting untuk menggugah kepercayaan.

"Dulu banyak orang pamer foto dengan jenderal, tokoh agama, atau para artis top. Foto itu dicetak dan dipajang. Itu juga flexing, bagian dari promosi dan marketing," ucap Rhenald menjelaskan.

2. Berhati-hati Saat Investasi

Rhenald Kasali menjelaskan jika investasi dengan keuntungan besar itu justru mencurigakan. Mereka yang ingin berinvestasi harusnya tidak terburu-buru dan tergiur hanya pada hasilnya.

Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat 2022 untuk Tentukan Awal Ramadhan 1443 H, Kemenag: Akan Dilaksanakan Hibrid

"Lihat saja berapa bunga bank. Mereka yang menawarkan bunga 10% saja saya sudah curiga," ucapnya memperjelas.

Menurutnya, hal yang harus diperhatikan saat berinvestasi tidak hanya uang. Memperluas sektor investasi juga penting, seperti berinvestasi di sektor properti yang harganya akan terus naik.

3. Kerja Keras dan Cerdas

Kunci kesuksesan dalam bisnis menurut Rhenald adalah kerja keras dan cerdas. Dia mencontohkan pebisnis sukses seperti Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos, dimana mereka bekerja keras membangun usaha sejak usia 20 tahun.

"Anak muda jangan terjebak kata-kata seperti healing atau mengikuti passion, kita harus bekerja keras dan tahan banting," ucap Rhenald Kasali dengan mantap.

Seperti yang diketahui, kata healing atau penyembuhan diri sudah akrab di telinga anak muda. Klaim ini disebabkan atas beban yang mereka tanggung.

"Jangan sedikit-sedikit bilang healing, ditegur bos butuh healing. Itukan wajar dalam dunia kerja. Mungkin kita cuma butuh 'me time' sebentar lalu bisa semangat lagi," ucapnya melanjutkan.

Seperti halnya healing kata passion juga kadang terkesan menjebak mereka yang tidak memahaminya dengan baik. Bekerja berpindah-pindah dengan alasan mengejar passion juga dinilai Rhenald kurang baik.

4. Branding

Branding menurut Rhenald Kasali adalah bagaimana seseorang memandang diri atau bisnis orang lain.

Baca Juga: Peringati Hari Bakti Rimbawan ke-39, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Adakan Pembinaan

“Orang yang mengutarakan kelebihan diri atau bisnisnya sendiri itu namanya bukan ‘branding,’ tapi ‘promosi,’” ujar Rhenald Kasali.

Dia menjelaskan jika branding bisnis dan kepercayaan seseorang itu berasal dari pihak ketiga. Menurutnya dengan melibatkan pihak lain, terutama para ahli, dalam menilai akan meningkatkan kepercayaan. Hal itu bisa menjadi solusi marketing dibandingkan harus Flexing.

5. Faktor Pendukung

Rhenald Kasali menjelaskan jika terdapat dua faktor penting dalam menjalankan bisnis, yaitu investasi pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, meskipun seseorang telah mencapai kesuksesan tertentu, proses belajar tetap diperlukan.

Sedangkan investasi kesehatan menurut Rhenald adalah yang paling berharga. Dia menjelaskan jika sebesar apapun kesuksesan seseorang jika tidak diimbangi dengan kondisi fisik yang prima maka akan sia-sia.

“Percuma kesuksesan diraih, banyak uang, tapi uangnya buat bayar rumah sakit,” ucapnya Rhenald Kasali menjelaskan.

Diskusi ditutup dengan nasehat yang disampaikan Rhenald tentang gambaran hidup yang baik.

“Bekerja keraslah mulai usia 20 tahunan, dan nikmati hasilnya nanti ketika kita sudah mencapai usia 40 tahun.” tambah Rhenald Kasali yang dikutip JOMBANG UPDATE dalam siaran eksklusif PRMN Talk.***

Editor: Anggita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah