JOMBANG UPDATE - Fenomena La Nina mulai terjadi beberapa wilayah di Indonesia mulai akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022.
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memberikan peringatan dini mengenai puncak La Nina.
Apa Sebenarnya La Nina serta antisipasi apa yang dilakukan BMKG? Berikut JOMBANG UPDATE merangkumnya.
Baca Juga: Badai La Nina Itu Apa? Simak Penjelasan BMKG Serta Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Baca Juga: Fenomena Aphelion 2021, Posisi Bumi Jauh dari Matahari, Pagi Hari Terasa Lebih Dingin
Prediksi La Nina Terjadi di Indonesia
Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, kemunculan fenomena La Nina ini ditandai dengan makin dinginnya muka laut di Samudra Pasifik Equator.
"Kami menyampaikan prediksi La Nina mulai terjadi di Indonesia terutama dengan intensitas lemah sampai moderat atau pertengahan," katanya saat memberikan sambutannya pada acara Rakkornas Antisipasi La Nina secara virtual, Jumat, 29 Oktober 2021.
Dwikorita menyampaikan, La Nina akan terjadi hingga Februari 2022. Bahkan, menurutnya, puncaknya akan terjadi pada Januari-Februari tahun 2022 mendatang.
La Nina yang terjadi pada tahun lalu kata dia akan terulang lagi tahun ini di mana akan menyebabkan peningkatan curah hujan dari 20 persen sampai 70 persen.
Fenomena La Nina tahun diprediksi akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti halnya yang terjadi pada tahun, yakni di antaranya Sumsel (Sumatera Selatan), Jawa, Bali, NTB (Nusa Tenggara Barat), NTT(Nusa Tenggara Timur), Kalsel (Kalimantan Selatan), Sulsel (Sulawesi Selatan).
Lebih lanjut, Dwi Menjelaskan, prediksi munculnya La Nina ini merupakan hasil evaluasi atau monitoring deteksi dini pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik Equator yang telah terjadi anomali pendinginan.
Baca Juga: Kemenkes Turunkan Harga Tes PCR, Angin Segar Bagi Pekerja Jarak Jauh dan Pelancong
Baca Juga: Jadwal dan Info Vaksin Surabaya Dosis 2 Sinovac, Cek Lokasi, Syarat, dan Cara Pendaftarannya
Data terbaru yang berhasil dihimpun BMKG, lanjutnya saat ini suhu muka laut di Samudra Pasifik Equator makin dingin lagi.
"Saat ini anomalinya mencapai -0,92 yang tadinya -0,63," ujarnya, seperti dikutip JOMBANG UPDATE dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Indonesia Waspada La Nina, BMKG Beri Peringatan Dampaknya Terjadi hingga Februari 2022.
Dwikorita berharap berdasarkan hasil prediksi BMKG ini, diharapkan Kementerian dan Lembaga, pemerintah pusat dan daerah dapat menyusun matriks rencana aksi terintegrasi untuk melakukan mitigasi dampak La Nina khususnya di sektor pertanian, perhubungan, infrastruktur, lingkungan hidup, dan kebencanaan.
"Kami dalam memberikan informasi prakiraan cuaca, prediksi, dan peringatan dini melalui observasi tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Jadi saat ini ada sekitar 40 radar cuaca yang terpasang dan terpasang ribuan sensor-sensor monitoring cuaca yang tersebar di seluruh Indonesia," ucapnya.***
(Aldiro Syahrian/pikiran-rakyat.com)