Siaga, BMKG Prediksi 12 Wilayah Berpotensi Banjir Bandang

7 November 2021, 14:48 WIB
Ilustrasi banjir - Siaga, BMKG Prediksi 12 Wilayah Berpotensi Banjir Bandang /pixabay.com/LucyKaef

JOMBANG UPDATE - BMKG prediksi sebanyak 12 wilayah berpotensi akan mengalami banjir bandang dengan kategori siaga.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah akan terkena dampak intensitas hujan yang tinggi sehingga berimbas pada banjir sedang hingga banjir bandang.

Masyarakat diharpakn wsapada pada kondisi cuaca yang ekstream yang dapat menyebabkan bencana alam.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, mengungkapkan sebanyak 12 daerah rentan terdampak bencana lantaran adanya cuaca ekstrem.

Baca Juga: ‘TNI Adalah Kita’ Jadi Jurus Ampuh Jenderal Andika Perkasa Calon Panglima TNI saat Uji Kepatutan dan Kelayakan

Baca Juga: Puncak La Nina Terjadi 2022, BMKG Beri Peringatan Dini

“Potensi hujan sedang hingga lebatnya masih cukup tinggi untuk sepekan ke depan. Bila spesifik, ada beberapa daerah yang cukup rentan di mana ada cuaca ekstrem akan berdampak pada bencana,” kata Miming Saepudin, seperti dikutip JOMBANG UPDATE dari ANTARA.

Miming Saepudin menyatakan untuk tiga hari ke depan berdasarkan perkiraan cuaca berbasis dampak pada 12 daerah yang berpotensi banjir, berikut rinciannya.

1. Jambi
2. Sumatera Selatan
3. Kepulauan Bangka Belitung
4. Lampung, Banten

5. Jawa Barat
6. Jawa Tengah
7. Jawa Timur
8. Kalimantan Barat

9. Kalimantan Barat
10. Kalimantan Selatan
11. Kalimantan Timur
12. Kalimantan Tengah.

Diprediksi adanya peningkatan kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia membuat kategori banjir dan banjir bandang memasuki kategori siaga, seperti dikutip JOMBANG UPDATE dari depok.pikiran-rakyat.com dalam artikel Imbas Cuaca Ekstrem, BMKG Prediksi Ada 12 Wilayah Berpotensi Terkena Banjir Bandang Kategori Siaga.

Peningkatan cuaca diduga dikarenakan adanya aktivitas dinamika atmosfer skala global La Nina yang menyebabkan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia relatif menjadi lebih basah.

Keadaan tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas fenomena gelombang atmosfer MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang masih aktif di Indonesia hingga sepekan ke depan.

Baca Juga: Tak Peduli Anggaran, DPR RI Minta Tes CPNS 2021 Diulang Gara-Gara Banyak Kecurangan

Baca Juga: Nyawa Taruhannya, PCR Harusnya Gratis Bukannya jadi Bisnis

Miming Saepudin turut menjelaskan bahwa MJO dan gelombang Kelvin itu akan bergerak dari arah Samudera Hindia menuju Samudra Pasifik melewati Indonesia dengan siklus 30 sampai 40 hari pada MJO.

“Ini masih cukup aktif di wilayah Indonesia yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Yang tentunya bisa berdampak pada peningkatan cuaca curah hujan tinggi di wilayah Indonesia, terutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara seperti itu,” kata Miming Saepudin.

Dia kemudian menuturkan, dinamika atmosfer lokal yang tidak stabil dengan potensi konduktivitas yang cukup tinggi akan berkontribusi pada pembentukan awan hujan yang menjadi faktor pemicu cuaca ekstrem.

Pembentukan awan hujan tersebut diprediksi akan membentuk awan berjenis cumulonimbus yang berpotensi terjadi hujan lebat.

Hujan lebat akan terjadi pada periode sepekan ke depan mulai dari 5 hingga 11 November 2021.

Miming Saepudin meminta agar seluruh masyarakat Indonesia meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati akan potensi cuaca ekstrim tersebut.*** (Fira Rizky Amalia/depok.pikiran-rakyat.com)

 

Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler