Cemas Tanpa Masker, Munculkan Tren Mask Fishing

- 19 Maret 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi anak memakai masker. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut masyarakat harus terbiasa menggunakan masker, selama bertahun-tahun ke depan. Simak Cemas Tanpa Masker, Kini Munculkan Tren Mask Fishing.
Ilustrasi anak memakai masker. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut masyarakat harus terbiasa menggunakan masker, selama bertahun-tahun ke depan. Simak Cemas Tanpa Masker, Kini Munculkan Tren Mask Fishing. /Pixabay/drfuenteshernandez/

"Kelak, saat aturan mengenakan masker berakhir, akan banyak remaja yang memiliki emosi campur aduk seperti yang saya alami," pungkas Mahza.

Bahkan ketika tren untuk memakai masker luntur, tekanan teman sebaya dan ketidaksepakatan tentang apakah mereka harus menutupi wajah, dapat menyebabkan kecemasan baru bagi remaja.

“Pada tahap perkembangan remaja, perubahan dalam cara seseorang menampilkan diri benar-benar dipengaruhi oleh lingkungannya,” kata Nailatin Fauziyah, Psikolog dan Dosen di Universitas Islam Negeri Surabaya dalam sebuah acara yang diadakan SMP Cendekia Harapan di Gedung Bung Tomo beerapa waktu lalu pada 8 Januari 2022.

Maka, memahami apa yang dialami kaum muda (remaja) secara emosional dapat membantu orang tua untuk menavigasi masa transisi emosi anak-anak mereka, kata Dr. Choukas-Bradley.

Jika merujuk kembali pada Dr. Choukas-Bradley, yang dikutip dari Kantor Berita New York Times, 17 Maret 2022.

Baca Juga: 10 Brand Masker Alami Ilegal Belum Kantongi Izin BPOM Menurut Dokter Richard Lee

Baca Juga: Manfaat Tanaman di Dalam Ruangan, Bisa Redam Stres hingga Tingkatkan Produktivitas

“Melepas masker juga merupakan transisi sosial selama periode perkembangan, ketika anak-anak muda menjadi hipersensitif terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang mereka dan lagi (para remaja) sangat peduli dengan penampilan mereka.”

Implikasi dari pilihan mengenakan masker, juga diperparah dari sosial media. “Mask fishing” gagasan bahwa seseorang bisa menyembunyikan kekurangan wajah (penampilan) di balik masker, pertama kali muncul di aplikasi TikTok akhir tahun lalu.

Untuk mengonfirmasi gagasan tersebut. Sekali lagi, JOMBANG UPDATE mengutip dari kata Hannah Schacter, psikolog perkembangan (remaja) di Wayne State University Detroit.

Halaman:

Editor: Apriani Alva


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah