Hadist Puasa Syawal 6 Hari Setelah Perayaan Idul Fitri, Masih Perlukah Diperdebatkan?

3 Mei 2022, 07:00 WIB
Hadist Puasa Syawal 6 Hari Setelah Perayaan Idul Fitri, Masih Perlukah Diperdebatkan? /Dok. Kemenag RI/

JOMBANG UPDATE - Puasa Syawal menjadi amalan sunnah dalam bentukpuasa selama 6 hari yang dikerjakan umat muslim setelah merayakan Idul Fitri, 1 Syawal.

Dalam sebuah hadist diterangkan menjalankan ibadah puasa Syawal akan mendapatkan pahala berlipat ganda.

Pahala puasa Syawal bahkan di disamakan dengan menjalankan puasa secara terus menerus.

Beberapa kalangan mungkin bertanya-tanya mengenai hadits Puasa Syawal tersebut yang masih diperdebatkan.

Baca Juga: 20 Link Kartu Ucapan Idul Fitri 2022 Gambar Bergerak Gratis, Bagikan dan Jadikan Lebaran Semakin Samarak

Baca Juga: 25 Link Twibbon Idul Fitri 2022 Gratis, Mudah Digunakan dan Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Bagaimana bunyi hadits puasa Syawal dan seperti apa menyikapi perdebatan ini? Simak ulasan berikut.

Hadist Puasa Syawal yang Diperdebatkan

Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan, umat Islam menyambut hari raya lebaran Idul Fitri dengan suka cita.

Berbagai makanan khas lebaran hingga kue-kue kering tersaji di atas meja yang menjadi ciri khas perayaan ini setelah menahan nafsu selama satu bulan penuh.

Setelah Idul Fitri umat Islam biasanya mengerjakan Puasa Syawal selama enam hari yang dapat dilakukan berturut-turut atau tidak.

Dikutip JOMBANG UPDATE dari Suara Muhammadiyah, puasa 6 hari pada bulan Syawal dilakukan berdasarkan hadits dari Abu Ayub al-Anshari dan diriwayatkan oleh Jamaah kecuali al-­Bukhari dan an-Nasai, bahwa Nabi saw bersabda:

[مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ [رواه الجماعة

Artinya: “Barangsiapa yang melakukan puasa Ramadhan kemudian diikuti dengan melakukan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seakan-akan dia berpuasa terus menerus.” [HR. Jama’ah dari Abu Ayub al-Anshari].

Baca Juga: Bolehkah Puasa Syawal dan Puasa Qadha Ramadhan Digabung? Begini Penjelasannya

Baca Juga: Niat Puasa Syawal Beserta Tata Cara dan Keutamaannya, Simak Juga Jadwal Puasa Sunnah Setelah Idul Fitri

Beberapa pihak menolak hadits tersebut adalah Imam Malik bin Anas yang mengatakan, ia tidak pernah melihat ahli fiqh yang berpuasa enam hari.

 

Pendapat Imam Malik ini, dapat disimpulkan para ahli fiqh yang tidak menjalankan puasa syawal 6 hari tidak dapat dijadikan dalil bahwa puasa tersebut bukan sunnah.

Dalam kitab Mizanul-i’tidal disebutkan, terdapat seorang perawi yang dilemahkan oleh Ahmad dan an-Nasai.

Namun, Muslim menshahihkannya, terbukti dengan mentakhrijkan hadits di atas.

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul-Ma’ad menerangkan mengenai puasa Syawal 6 hari itu sah dari Nabi saw.

Itulah sikap yang dapat diambil dalam menyikapi perdebatan hadits puasa Syawal selama 6 hari.***

Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler