Teks Kultum Ramadhan 2022 Tentang Nikmat dan Rasa Syukur di Bulan Puasa

4 April 2022, 13:30 WIB
Teks Kultum Ramadhan 2022 Tentang Nikmat dan Rasa Syukur di Bulan Puasa /pixabay.com/makalu

JOMBANG UPDATE - Teks kultum Ramadhan 2022 berjudul "nikmat dan rasa syukur pada bulan puasa 1443 H" dapat disampaikan saat tausiah terawaih atau saat kuliah subuh.

Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai bulan penuh kenikmatan.

Saat kultum Ramadhan 2022, khatib bisa membawakan tema tentang kenikmatan saat bulan puasa. Sebab tema ini ada terasa pas dan momentum yang tepat.

Khatib tidak perlu bingung membuat teks kultum Ramadhan 2022, karena teks pidato seperti itu banyak ditemukan di internet.

Baca Juga: Khutbah Jumat tentang Ramadhan yang Melatih Kejujuran, Moral Kemanusiaan Universal

Baca Juga: Kultum Ramadhan 2022 Singkat Tentang Refleksi Imsak dari Tausiah Abdullah Muslich Rizal Maulana

Namun, teks yang didapatkan dari internet tepat harus dipilah, karena tidak semua teks kultum Ramadhan 2022 di internet memiliki sumber yang jelas.

Berikut teks kultum Ramadhan 2022 tentang nikmat dan rasa syukur pada bulan puasa, yang sudah JOMBANG UPDATE rangkum dari Lirboyo.

Teks Kultum Ramadhan 2022: Nikmat dan Rasa Syukur

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن، أَمَّا بَعْدُ

Jamaah shalat isya dan shalat tarawih yang berbahagia,

Pada malam yang diberkahi ini, alhamdulillah kita bisa berjumpa lagi dalam ikatan ukhuwah Islamiyyah dengan kondisi sehat wal afiyah. Pertama-tama, khatib tak henti-hentinya berpesan ketakwaan kepada diri khatib sendiri khususnya dan jamaah sekalian secara umum.

Takwa dengan semaksimal mungkin menjauhi perkara yang dilarang agama dan menjalankan perintah-Nya. Kita tahu manusia tak luput dari salah dan dosa, namun sebaik-baiknya pendosa adalah menyadari dosa dan salahnya kemudian diiringi dengan permohonan ampun dan amal saleh.

Shalawat serta salam semoga tercurah ke pangkuan junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang beriman hingga akhir zaman.

Dalam diri manusia terdapat ruh yang memiliki sifat suci, cenderung kepada kesejatian (hakikat) dan lebih dekat dengan Allah. Akal berfungsi untuk berfikir, mengingat, menghitung dan berlogika. Hati berfungsi untuk meyakini (beriman), mencintai, membenci, empati, dan hal-hal yang berhubungan dengan rasa.

Sedangkan nafsu merupakan energi jiwa yang berpotensi pada kesenangan dan kemarahan (nafs al-ammarah). Itulah struktur kita sebagai manusia. Jika semua bekerja sesuai porsinya, manusia akan mendapatkan posisi mulia. Begitu pun sebaliknya.

Segala yang kita miliki di dunia ini sejatinya bukanlah milik kita. Rumah, kendaraan, kesehatan, anak, istri dam kemewahan hidup lainnya bahkan diri kita sendiri bukanlah milik kita, semua itu titipan, boleh kapan saja Sang Penitip mengambilnya kembali.

Kita tau semua itu, namun seringnya kita terlena dan lupa. Terlalu menikmati titipan hingga merasa memilikinya dan tak rela jika diambil kembali, inilah benih-benih hubbud dunya yang tumbuh subur dalam jiwa tanpa kita sadari.

Jika kita bisa menyadari bahwa hingga jiwa kita ini pun sejatinya merupakan titipan, maka kita akan tahu kalau di sana terdapat amanah yang harus ditunaikan dan menjadi tanggung jawab kita. Kita akan menjumpai waktu penagihan dan laporan pertanggungjawaban itu kelak.

Sidang jumat rahimakumullah

Amanah yang kita emban dari segala bentuk titipan Allah ini adalah sifat menghambakan diri kepada-Nya dan mengorientasikan segala tindak-tanduk kita hanya kepada-Nya, tiada lain. Begitulah sikap dan sifat seorang hamba seharusnya.

Namun dalam kenyataannya kita terus diintai dengan bahaya sifat hati seperti hasad atau iri-dengki dengan anugerah yang Allah berikan kepada teman atau saudara kita.

dan yang tak kalah membahayakannya juga yakni penyakit ujub, membanggakan diri sendiri maupun potensi-potensi yang ada dalam diri, seperti harta, anak, jabatan atau pangkat dan sebagainya.

Allah Swt. memperingatkan kita dalam S.Q Al Munafiqun: 9

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah SWT. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.”

Jika tubuh kita ini terkena penyakit, maka segala hal akan kita curahkan untuk kesembuhannya, berapa pun harus dibayar dan kemana pun perjalanan harus ditempuh. Namun sayang, sedikit dari kita yang memedulikan penyakit-penyakit hati seperti macam di atas, itu hanya beberapa saja.

Padahal jumlah penyakit hati ini tak kalah banyak dengan penyakit yang mengenai fisik kita. justru penyakit hati lebih mengerikan. Parahnya lagi, mungkin sebagian besar manusia mengidap penyakit seperti ini. Apalagi dampaknya akan terus terbawa hingga di alam akhirat.

Berbeda dengan penyakit yang menyerang fisik, ia bisa dideteksi dengan kasat mata dan banyak ahli yang mampu mendiagnosa. Selain itu sakitnya hanya dirasakan di dunia, bahkan ada pahala yang menanti jika kita mampu menghadapi dengan sabar.

Penyakit yang menyerang hati tidak demikian, tidak ada istilah bersabar karena sedang menderita penyakit hati.

Saking lembutnya penyakit hati, kita hampir-hampir tidak merasakan kalau sedang mengidap. Sehingga kita butuh seorang ahli yang bisa mendiagnosa jika ingin mengetahui jenis penyakit ini. Seperti apa pengobatannya.

Merekalah yang memiliki nur atau cahaya hati. Mampu melihat lebih dalam dari apa yang bisa dipanca oleh indra mata.

Jamaah shalat isya dan shalat tarawih yang berbahagia,

Agama memerintahkan kita agar mensyukuri segala anugerah hidup ini dan menjanjika akan melipatkan pemberian-Nya jika kita bisa bersyukur. Firman-Nya dalam surat Ibrahim : 7

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Luapan syukur kita adalah dengan memanfaatkan semua nikmat ini demi kebaikan dan penghambaan. Bukan justru menjadikannya sebagai alat dan media untuk bermaksiat, pamer dan menyombongkan diri kepada orang lain yang kurang beruntung. alih-alih disebut nikmat, justru yang demikian bisa menjadi penyebab kebinasaan seseorang.

Sehingga jangan terkejut jika kita menjumpai seseorang yang berperilaku kurang baik namun bergelimangan dengan nikmat dan hidup yang tenang, boleh jadi itu adalah istidraj dari Allah, agar ia semakin jauh.

Meski begitu, kita tidak boleh untuk menaruh prasangka buruk kepada orang lain, mari kita tetap bermawas diri, bahwa diri ini masih terlalu jauh dari kata baik, sehingga akan terus berupaya untuk berbenah. Sebgai penutup, sebuah pepatah mengatakan ;

النَاسُ نِيَامٌ فَإِذَا مَاتُوْا اِنْتَبَهُوا

“Manusia itu tengah lelap dalam tidur, ketika mati mereka akan tersadar.”

Padahal di saat itu, tidak ada lagi kesempatan, yang ada hanya penyesalan, buah dari tidurnya yang terlalu lama. Semoga hidayah Allah akan selalu mengalir dalam setiap lini hembusan nafas kehidupan kita. Amin.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Itulah teks kultum Ramadhan 2022 yang berjudul nikmat dan rasa syukur pada bulan puasa 1443 H.***

 
Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler