Iran Tolak Penyelidikan PBB atas Unjuk Rasa Anti Pemerintah, Sebut Negara Lain Terlibat

- 29 November 2022, 07:15 WIB
Iran Tolak Penyelidikan PBB atas Unjuk Rasa Anti Pemerintah, Sebut Negara Lain Terlibat
Iran Tolak Penyelidikan PBB atas Unjuk Rasa Anti Pemerintah, Sebut Negara Lain Terlibat /Reuters

JOMBANG UPDATE - Iran melakukan penolakan atas penyelidikan independen yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait kekerasan yang terjadi dalam menghadapi unjuk rasa anti pemerintah.

Penolakan Iran atas penyelidikan PBB tersebut dilontarkan oleh Juru Bicara Kemeneterian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Senin, 28 November 2022.

"Iran tidak akan bekerja sama dengan komite politik yang dibentuk Dewan HAM PBB". kata Nasser seperti dikutip JOMBANG UPDATE dari Antara.

Baca Juga: UPDATE Skuad Bhayangkara Polri Usai Rekrut Garret Muagututia Jelang Proliga 2023, Ada Rivan Nurmulki?

Baca Juga: PM Inggris Janjikan Bantuan Militer untuk Ukraina Tahun Depan

Terbentuknya tim penyelidik independen atas Iran tersebut didasarkan oleh hasil pemungutan suara Dewan HAM PBB.

PBB akan mencari faktas dan menyelidiki tindakan kekeran yang dilakukan otoritas Iran pada para pengunjuk rasa anti pemerintah.

Sebelumnya, Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk telah menuntut Iran untuk mengakhiri pengunaan kekuatannya yang mematikan dan tidak proporsional dalam meredam aksi protes yang terjadi setelah kematian wanita Kurdi bernama Mahsa Amini pada 16 September 2022 lalu.

Kantor berita aktivis HRANA menyebutkan bahwa terdapat 450 pengunjuk rasa tewas atas kerusuhan di seluruh negeri dalam waktu lebih dari 2 bulan ini.

Adapun dari jumlah tersebut, 63 di antaranya adalah anak-anak dibawah umur.

HRANA melaporkan 60 anggota pasukan keamanan tewas dan 18.173 pengunjuk rasa ditahan dalam periode waktu yang sama.

Pengunjuk rasa dari semua kalangan masyarakat Iran membakar foto-foto pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan menyerukan kejatuhan teokrasi Muslim Syiah Iran.

Aksi protes berfokus pada hak-hak perempuan, mengingat Amini ditahan oleh polisi moral atas pakaiannya yang dianggap tidak sesuai aturan.

Kerusahan ini menjadi salah satu tantangan paling berat bagi pemerintah Iran sejak berkuasa dalam Revolusi Iran 1979.

Iran menuding bahwa ada musuh yang berada di balik kerusuhan yang terjadi.

Kanaani sebut Iran memiliki bukti bahwa negara Barat terlibat dalam gelombang protes yang melanda negaranya.

"Kami memiliki informasi spesifik yang membuktikan bahwa AS, negara-negara Barat, dan beberapa sekutu Amerika berperan dalam unjuk rasa tersebut," katanya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani mengatakan bahwa sekitar 50 polisi tewas dan ratus lainnya terluka dalam kerusuhan yang terjadi.

Ia tidak mengatakan angka tersebut sudah termasuk kematian pasukan keamanaan lainnya seperti Garda Revolusi.

Demikian kabar terkait Iran yang menolak penyelidikan PBB atas kekerasan yang terjadi dalam unjuk rasa anti pemerintah.***

Editor: Alinur Awwalina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x