Protes Anti-Lockdown Mulai Menyebar Di Tiongkok Serukan Xi Jinping Mundur

- 28 November 2022, 14:30 WIB
Protes Anti-Lockdown Mulai Menyebar di Tiongkok Serukan Xi Jinping Mundur
Protes Anti-Lockdown Mulai Menyebar di Tiongkok Serukan Xi Jinping Mundur /M Risyal Hidayat/G20 Indonesia Media Center

JOMBANG UPDATE - Protes terhadap kebijakan ketat bernama Nol COVID di Tiongkok melibatkan lockdown semakin menyebar sejak akhir pekan di tengah
lonjakan kembali infeksi virus corona.

Demonstran di Shanghai menyerukan permintaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya yaitu Presiden saat ini Xi Jinping mundur dari jabatannya.

Protes tersebut tersebar secara video dan saksi yang dibagikan di media sosial.

Di Shanghai, ratusan orang berkumpul pada kemarin malam untuk unjuk rasa diadakan dua hari berturut-turut.

Baca Juga: Putri Kim Jong Un Muncul Di Publik, Media Sorot Sosok 'Paling Dicintai' dan 'Berharga'

Baca Juga: Yoichi Sai, Sutradara Jepang All Under the Moon 1993 Meninggal Dunia

Unjuk rasa tersebut dilangsungkan guna melampiaskan kemarahan mereka terhadap pemerintah saat ini.

Mereka meneriakkan slogan seperti "Turunkan Xi Jinping" dan "Turunkan kaisar" mengacu pada pemimpin negara.

Perugas polisi dikerahkan ke lokasi untuk mengepung para pengunjuk rasa dan beberapa dari mereka ditangkap dan ditahan oleh polisi.

Di Tiongkok sendiri, gerakan dengan masa besar jarang terjadi karena kritikan ke pemerintah secara terbuka dianggap ilegal.

Kota Shanghai adalah pusat keuangan dan komersial negara tersebut sedang menjalanin lockdown selama dua bulan pada awal tahun ini.

Aksi unjuk rasa pun banyak terjadi di seluruh Tiongkok dipicu oleh kebakaran mematikan di Urumqi, ibu kota Xinjiang.

Sejumlah demonstrasi di kota itu berlangsung dengan spekulasi berkembang lambatnya evakuasi dalam peristiwa kebakaran terjadi adanya hambatan langkah lockdown.

Mahasiswa universitas elit di Beijing yang juga almamater Xi Jinping yaitu Universitas Tsinghua mengadakan demonstrasi pada Minggu 27 November untuk serukan kebebasan.

Baca Juga: SELAMAT! Son Ye Jin dan Hyun Bin Resmi Jadi Orang Tua dengan Kelahiran Anak Pertama

Baca Juga: TEKAD KUAT Rebut Juara Proliga 2023, Bhayangkara Polri Datangkan Pemain Asing Ke-2, Gantikan Rivan Nurmulki?

Diadakan menyalankan lilin di sebuah univeristas Nanjing pada Sabtu 26 November untuk mengenang 10 korban kebakaran terjadi di sebuah gedung apartement bertingkat tinggi di Urumqi.

Menurut informasi video tersebar yang dirangkum oleh ANTARA oleh JOMBANG UPDATE, aksi protes terjadi di beberapa tempat yaitu Pusat kota Wuhan, tempat wabah COVID-19 pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, Kota Shenzhen, pusat kegiatan teknologi di China selatan, kota Lanzhou di barat laut, dan Jilin di timur laut.

Lebih dari 100 orang turun ke jalan lokal bernama Urumqi di Shanghai pada Sabtu malam.

Mereka menyalakan lilin dan membagikan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para korban kebakaran.

Orang-orang menyerukan keluhan mereka tentang langkah pencegahan COVID-19 yang radikal, menolak kediktatoran, dan langkah untuk demokrasi.

Namun, menurut sejumlah saksi dan video polisi kemudian turun tangan dan menahan beberapa orang atas aksi tersebut.

Menurut warga berjenis kelamin pria berusia 20an mengatakan langkah pemerintah Tiongkok sekarang terlalu ketat karena penyakit tersebut sudah dianggap flu biasa.

Dia menambahkan juga kurangnya kebebasan berbicara tentang di Tiongkok.

Hingga Sabtu kemarin, di Tiongkok mengalami kasus virus corona harian lebih dari 38.000 menurut Komisi Kesehatan Nasional negara tersebut.

Angka kasus tersebut angka tertinggi untuk hari ke empat berturut-turut dibandingkan saat pemerintah mulai rilis data COVID-19 pada 2020.

Disana orang di daerah menjalani lockdown dilarang meninggalkan rumah mereka dan mereka pun kesulitan dapatkan makanan yang cukup untuk kebutuhan harian.

Akibat dari kemarahan publik, Pemerintah mengatakan akan menahan diri tidak menerapkan lockdown seluruh kota dan sebagai gantinya hanya isolasi bangunan tempat kasus COVID dilaporkan.

Kepemimpinan Xi Jinping khawatir dengan adanya aksi protes tentang kebijakan nol-covid akan meningkatnya kritik terhadap pemerintah dan semakin menyebar aksi protes tersebut.

Xi sebagai presiden di Tiongkok untuk ketiga kali pada masa jabatannya lima tahun, telah melanggar norma.

Xi kembali menjabat sebagai ketua partai komunis pada Oktober tahun ini.

Daerah otonom XinJiang pada Sabtu kemarin memutuskan menindak aksi kekerasan bertujuan menghalangi penerapan langkah anti virus.

Seorang jurnalis di Tiongkok mengatakan pihak berwenang klaim pasukan asing ada di belakang aksi protes terjadi dan akan mengontrol aksi unjuk rasa secara ketat.***

 

Editor: Apriani Alva


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x