Inggris Sudah Merasakan Kebijakan Putin, Siap-Siap Krisis Pasokan Gas

- 3 April 2022, 17:15 WIB
Inggris Sudah Merasakan Kebijakan Putin, Siap-Siap Krisis Pasokan Gas
Inggris Sudah Merasakan Kebijakan Putin, Siap-Siap Krisis Pasokan Gas /Pixabay.com/id/photos

JOMBANG UPDATE - Dengung perang "perang total" antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia mulai dirasakan oleh sekutu AS, yakni pemerintah Inggris.

Pada situasi "perang total", Inggris telah menjadi negara yang paling keras dalam memberi sanksi ekonomi pada Moskow atas tindakannya menginvasi Ukraina.

Salah satu tanda bahwa Inggris telah merasakan dampak atas kebijakannya sendiri adalah ketidakmampuan Shell (perusahaan gas yang berbadan hukum di Inggris) untuk membeli pasokan gas dari Rusia.

Kabar atas ketidakmampuan Shell dalam membeli gas pada Rusia disebut-sebut merupakan efek domino dari kebijakan Anti-Rusia yang dilakukan oleh Inggris.

Baca Juga: Amerika Protes Saat Putin Ingin Datang ke G20, Bagaimana Menurut Akademisi?

Baca Juga: Protes Unik Aktivis Lingkungan Just Stop Oil di Inggris, Salah Satunya Ikat Leher di Gawang

"London ingin menjadi pemimpin segala sesuatu yang Anti-Rusia, bahkan ingin berada di depan Washington. Nah, inilah efek sampingnya," kata Dmitry Peskov, juru bicara Rusia kepada TASS pada (2/4).

Peskov menambahkan, bahwa berbeda dengan negara Uni Eropa lainnya. Inggris telah memberi sanksi pada Gazprombank (Bank gas Rusia) dan sekarang Inggris tidak mampu membayar gas Rusia, dengan mata uang rubel.

JOMBANG UPDATE merujuk pada laporan Bloomberg, pada Jumat (1/4/2022). Bulan ini, Shell kemungkinan besar tidak mampu membayar gas Rusia. Hal ini terjadi karena sanksi keras Inggris terhadap Gazprombank.

Pekan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah memerintahkan untuk memindahkan mode pembayaran [payment mode] yang bersangkut-paut dengan negara yang tidak bersahabat, termasuk Inggris.

Putin mengatakan, bahwa Moskow akan menolak pembayaran gas yang dilandasi pendiskreditan mata uang tertentu, termasuk yang dilakukan dolar dan euro.

Kremlin juga ditugaskan Putin, untuk memberikan instruksi kepada Gazprom untuk mengamandemenkan kontrak baru bagi negara yang tidak bersahabat.

Pada 31 Maret 22, Putin menandatangani dekrit tentang aturan perdagangan gas dengan negara-negara yang Anti-Rusia, dengan menetapkan kontrak baru untuk sistem pembayaran gas Rusia.

Prosedur baru, pembayaran gas Rusia dalam mata uang rubel, hanya untuk negara-negara yang tidak bersahabat, mulai berlaku per 1 April 2022.

Untuk negara-negara Anti-Rusia, yang memerlukan pasokan gas Rusia. Gazprombank mengharuskan (negara yang tak bersahabat) membuka rekening khusus, dan menggunakan mata uang rubel untuk setiap pembayaran.

Selanjutnya, konversi mata uang akan dilakukan di bursa Rusia. Jika dalam hal pembayaran ditemukan kesalahan, bea cukai Rusia berwenang untuk melarang pengiriman pasokan gas.***

Editor: Alinur Awwalina

Sumber: Bloomberg TASS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x