Presiden Haiti Jovenel Moise dan Istri Jadi Korban Serangan Kelompok Bersenjata

- 8 Juli 2021, 11:57 WIB
Presiden Haiti Jovenel Moise dan Istri Jadi Korban Serangan Kelompok Bersenjata
Presiden Haiti Jovenel Moise dan Istri Jadi Korban Serangan Kelompok Bersenjata /Reuters

JOMBANG UPDATE – Insiden mengerikan baru saja mengguncang Republik Haiti. Sang presiden, Jovenel Moise, dilaporkan tewas di usia 53 tahun pada hari Rabu, 7 Juli 2021.

Sebagaimana dikutip JOMBANG UPDATE dari The Guardian, perdana menteri sementara Haiti, Claude Joseph, dalam sebuah stasiun radio lokal membenarkan bahwa Moise telah tewas terbunuh akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok komando bersenjata.

“Sekitar pukul satu dini hari, pada malam Selasa 6 hingga Rabu 7 Juli 2021, sekelompok orang (bersenjata) tidak dikenal, beberapa di antaranya berbahasa spanyol, menyerang kediaman pribadi presiden dan melukai presiden,” ujar Joseph.

Menurut beberapa laporan dan video yang beredar, kelompok yang menyerang Presiden Moise mengaku sebagai bagian dari US Drug Enforcement Administration (DEA), yakni lembaga federal yang menegakkan regulasi narkotika maupun zat-zat yang dikendalikan.

Baca Juga: Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Diperiksa Polda Metro Jaya Terkait Narkoba, Sosok Ini Jadi Sorotan Netizen

Baca Juga: Malaysia Kibarkan Bendera Putih Lawan Covid-19

Dalam salah satu video, seorang lelaki dengan aksen Amerika terdengar berkata melalui megafon saat memasuki kediaman presiden yang dijaga: “Ini adalah operasi DEA. Semua orang berdiri. Operasi DEA. Semua mundur, mundur,” demikian kata lelaki asing tersebut.

Selama kejadian berlangsung, masyarakat juga melaporkan suara tembakan dan melihat lelaki berpakaian hitam yang berlarian di sekitar kediaman presiden di Port-au-Prince.

Insiden penyerangan tersebut tak hanya membuat Presiden Moise meregang nyawa, sang istri, Martine Moise, pun turut menjadi korban tembakan kelompok bersenjata, sehingga harus dilarikan ke Miami’s Jackson Memorial Hospital untuk menjalani perawatan medis.

Atas insiden penyerangan tersebut, Joseph mengutuk tindakan kelompok bersenjata yang menyerang Presiden Moise sebagai sesuatu yang najis, tidak manusiawi, serta bar-bar.

Pasca insiden penyerangan terhadap Presiden Moise, jalan-jalan ibu kota yang biasanya ramai, menjadi sepi. Kendati demikian, perdana menteri Joseph berupaya meyakinkan masyarakat Haiti agar tetap tenang karena polisi dan tentara telah mengambil alih kondisi.

“Semua tindakan diambil untuk menjamin kelangsungan negara dan untuk melindungi bangsa,” sambung Joseph seperti yang dikutip oleh JOMBANG UPDATE dari Reuters.

Sepanjang karirnya, Jovenel Moise yang dulunya dikenal sebagai pengusaha pengekspor pisang banyak menghadapi protes pasca terpilih menjadi presiden pada tahun 2017 silam.

Sebab, sebagian masyarakat tidak percaya dengan kepemimpinan Presiden Moise karena ia dilantik melalui dekrit tahun 2018 setelah perselisihan dalam pemilu yang tak kunjung selesai. Selain itu, ia dianggap tidak becus menangani berbagai krisis yang terjadi di Haiti.

Baca Juga: Link Streaming dan Sinopsis Resident Evil: Infinite Darkness Sub Indo di Netflix

Baca Juga: 11 Obat Diresmikan Pemerintah dengan HET, Ivermectin hanya Rp7.500, Susu Beruang Tidak Masuk

Bahkan, tahun ini Moise dituduh oleh pihak oposisi sebagai seorang presiden dengan cara kepemimpinan yang diktaktor, lebih otoriter, dan memerintah melebihi mandatnya. Akan tetapi, ia sempat membantah tuduhan-tuduhan yang dilayangkan kepadanya tersebut.

Insiden yang menewaskan Presiden Jovenel Moise ini langsung memantik perhatian dunia internasional. Beberapa pemimpin dunia, antara lain Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, Boris Johnson, Presiden Kolombia Ivan Duque, Tedros Adhanom Ghebreyesus, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden turut menyampaikan belasungkawanya terhadap Haiti.***

Editor: Apriani Alva

Sumber: Reuters Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x