Tas Eiger Ransel Bisa Jadi Inspirasi Siaga Bencana, Penakluk Puncak Gunung Everest Beberkan Isinya

- 6 Desember 2023, 06:00 WIB
Galih Donikara dan Djukardi "Bongkeng" Adriana berbagi tips siaga bencana di acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang.
Galih Donikara dan Djukardi "Bongkeng" Adriana berbagi tips siaga bencana di acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang. /Dok/PRMN

JOMBANG UPDATE - Tas Eiger ransel banyak digunakan bagi semua kalangan dari anak sekolah, pendaki gunung, pemotor hingga pekerja. Wajar saja brand asal Bandung ini menjadi primadona sebagai produsen tas outdoor berkualitas.

Tipe tas Eiger ransel beragam yang disesuaikan dengan fungsinya. Satu diantaranya produk tas Eiger ransel edisi 1989 yang ditujukan untuk aktivitas sehari-hari.

Tas Eiger ransel 1989 dilengkapi dengan slot laptop serta berbagai sela di dalamnya untuk menyimpan kabel charger, botol minum hingga card.

Baca Juga: Luar Biasa! Eiger Bikin Rekor Jualan dengan Omzet 16 Kali Lipat di Shopee Live

Selain berfungsi untuk membawa berbagai barang keseharian, tas ransel Eiger juga dapat digunakan untuk tas siaga bencana.

Eiger memberikan inspirasi tas siaga bencana dalam acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang, 30 November 2023.

Galih Donikara pendaki Gunung Everest sekaligus Manager Service Team Eiger memaparkan tips menyiapkan tas siaga bencana lengkap dengan isi di dalamnya.

Galih Donikara dan Djukardi "Bongkeng" Adriana berbagi tips siaga bencana di acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang.
Galih Donikara dan Djukardi "Bongkeng" Adriana berbagi tips siaga bencana di acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang. PRMN

Baca Juga: Bersiap Liburan Akhir Tahun, EIGER Punya Banyak Kejutan di INDOFEST 2023 Surabaya!

Tak sendiri, Galih Donikara ditemani Djukardi "Bongkeng" Adriana, living legent di dunia outdoor yang pernah mendaki Gunung Merbabu dalam kurun waktu 4 jam padahal normalnya ditempuh dalam waktu 7 jam.

Sebelum membahas detail mengenai cara menyiapkan tas siaga bencana, Galih Donikara menjelaskan mengenai kesadaran saat beraktivitas di alam bebas.

"Kita harus sadar dulu berkegiatan di alam bebas atau liputan di alam bebas mengandung bahaya. Sumber bahaya berasal dari alam yang disebut objektif danger. Selanjutnya bahaya yang berasal dari diri sendiri, subjektif danger," ucap Kang Galih, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Fakta di Balik Jari Kelingking Farhan Halim, Pemain Voli Suami Dita Azizah Langganan Timnas Indonesia

Manusia yang berkegiatan di alam mampu menganalisa datangnya bahaya serta mengenali potensinya.

Galih Donikara dan Djukardi "Bongkeng" Adriana berbagi tips siaga bencana di acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang.
Galih Donikara dan Djukardi "Bongkeng" Adriana berbagi tips siaga bencana di acara Journalist Camp PRMN X Eiger di Coban Rondo, Malang. PRMN

"Alam mengandung bahaya, manusia mengundang bahaya. Alam berhubungan dengan kesulitan, manusia berhubungan dengan kerumitan. Jadi kenali potensinya untuk melakukan antisipasi," ungkapnya.

Baca Juga: Biodata Pemain Popsivo Polawan di Livoli Divisi Utama 2023 Lengkap dengan Tinggi Badan hingga Usia

Menyiasati datangnya bahaya yang tak terduga kala berkegiatan di alam dapat dilakukan dengan mengenalinya agar dapat mengantisipasinya. Salah satu caranya yaitu dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Sebelumnya Eiger telah membagikan tas ransel lengkap dengan isinya pada peserta Journalist Camp PRMN X Eiger. Rupanya, pembagian tas Eiger tersebut dilakukan bukan tanpa sebab.

Berbagai produk yang terbungkus dalam tas edisi Eiger 1989 tersebut ditujukan untuk menginspirasi pengguna menyiapkan tas siaga bencana.

Isi tas ransel Eiger bisa dijadikan rujukan tas siaga bencana yang dapat digunakan untuk liputan lapangan.

Kang Galih memaparkan secara detail mengenai isi tas siaga bencana.

Tas Eiger edisi 1989 yang dibagikan tersebut berisikan tumbler, jaket anti air atau raincoat, biskuit dan peralatan mandi.

melengkapi tas siaga bencana, obat-obatan pribadi dapat ditambahkan dalam tas siaga bencana demi menjaga kesehatan.

Bagi yang suka menyemprotkan parfum sebaiknya dihindari saat di alam bebas.

"Ada yang perlu diperhatikan di alam bebas, jika ingin terhindar dari serangga, sebaiknya tidak memakai parfum," ucap anggota Wanadri tersebut.

Aroma parfum ternyata mampu mengundang serangga.

Selain memaparkan isi tas siaga bencana, Kang Galih juga menyarankan untuk mengecek kadaluarsa makanan dan obat-obatan secara berkala selama tiga bulan sekali.***

Editor: Apriani Alva


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah