Sanjoko menjelaskan, dua orang suporter Aremania terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan pertandingan, akhirnya diizinkan.
Usai dua orang tersebut diizinkan memasuki lapangan, keduanya menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.
"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujarnya.
Setelah melihat dua suporter memasuki lapangan, pendukung lainnya turut serta. Namun, Sanjoko memastikan meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur tidak turut masuk ke area pertandingan.
Setelah situasi ricuh dan mulai tidak terkendali, ia bersama rekan-rekannya langsung mengemasi bendera lalu mencari jalan keluar.
Baca Juga: Hasil Final Livoli 2022 Divisi 1: PDAM Tirta Kalahkan LavAni, BIN O2C Atasi Perlaawan Bharata Muda
"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, ada tembakan gas air mata ke arah tribun, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun, ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.
Ia tidak menyangka petugas keamanan melakukan penembakan gas air mata ke arah tribun, membuat para penonton panik dan berhamburan keluar.
Saat itu, lampu pencahayaan di dalam Stadion Kanjuruhan dimatikan petugas meski tribun masih dipenuhi penonton.