JOMBANG UPDATE - Pelatih Bulutangkis Mulyo Handoyo berikan kritikan pedas untuk PBSI usai gagal mempertahankan Piala Thomas Cup 2022.
Mulyo Handoyo disebut-sebut memiliki andil dalam kemenangan India di Thomas Cup 2022 usai Jonatan Christie takluk dari wakil India.
Mantan anak asuh Mulyo Handoyo di India, Kidambi Srikanth, berhasil mengalahkan Jonatan Christie pada laga penentuan pada final Thomas Cup 2022.
Usai Indonesia gagal mempertahankan Piala Thomas 2022, nama Mulyo Handoyo memberikan komentar seputar kemenangan India sekaligus menyoroti kinerja PBSI.
Berikut JOMBANG UPDATE merangkum 5 kritikan pedas Mulyo Handoyo kepada PBSI usai gagal pertahankan gelar juara Thomas Cup 2022 dikutip dari Antara.
5 Kritikan Mulyo Handoyo pada PBSI
1. Evaluasi Kekalahan Piala Thomas Cup 2022
Berdasarkan peringkat pemain Indonesia saat berlaga di Thomas Cup 2022, atlet Merah Putih memiliki keunggulan ranking BWF yang lebih tinggi dibandingkan dengan India.
Hal ini menjadi perhatian Mulyo Handoyo sekaligus menyarankan Pengurus Pusat Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk melakukan evaluasi.
"Harus ada evaluasi secara keseluruhan dengan kekalahan ini (Final Piala Thomas 2022). Terutama dalam kaitannya dengan tim. Kalau dilihat dari peringkat, Indonesia lebih diunggulkan," ucap Mulyo Handoyo dikutip JOMBANG UPDATE dari Antaranews.
2. Seharusnya Pemain Lebih Percaya Diri
Mulyo Handoyo merasa pemain Indonesia bermain kurang lepas di Final Thomas Cup 2022.
Baca Juga: Ranking BWF Pornpawee Chochuwong, Rising Star Tunggal Putri Bulutangkis Thailand
Mantan pelatih Taufik Hidayat tersebut mengatakan pemain PBSI seharusnya lebih percaya diri
"Rasanya seperti terbebani, sehingga tidak maksimal atau tidak konsisten. Harusnya bisa lebih percaya diri," ungkapnya.
3. Kualitas Kepelatihan Perlu Dievaluasi
Berdasarkan pembinaan atlet bulutangkis, Mulyo Handoyo merasa Indonesia masih yang terbaik dibandingkan negara lain, termasuk India.
Indonesia juga dikenal sebagai negara yang memiliki banyak talenta atlet badminton.
Namun, dengan semua kelebihan tersebut jika atlet masih belum mendapatkan performa terbaiknya maka perlu ada perbaikan dari segi kepelatihan.
"Indonesia punya pelatnas baik dan semuanya baik. Artinya kualitas kepelatihan dan lainnya perlu dievaluasi. Karena ini akan menentukan keberhasilan pemain," ungkapnya.
4. PBSI Menutup Diri
Mulyo menyarankan saat ini sudah seharusnya PP PBSI membuka diri untuk diskusi dengan berbagai pihak agar prestasi bulutangkis Indonesia semakin melejit.
"Saya pernah berbicara ke beberapa orang di PP PBSI, tapi tidak ada tanggapan. Diskusi sekarang ini tak perlu datang langsung, kita bisa virtual. Semuanya sudah canggih. Karena ini organisasi bulutangkis besar. Artinya bukan keperluan individu, tetapi untuk negara. Itu yang menjadi catatan," tutur Mulyo.
Pelatih bulutangkis yang mengantarkan Taufik Hidayat memperoleh medali emas Olimpiade Athena 2004 tersebut merasa PBSI telah menutup diri.
Berdasarkan pengalamannya tahun 2017, Mulyo Handoyo pernah menawarkan diri melatih di PBSI, tetapi tidak mendapatkan respon yang baik.
5. Regenerasi Tunggal Putra Indonesia Tertinggal Jauh
Berdasarkan pengamatan Mulyo Handoyo, regenerasi tunggal putra Indonesia telah tertinggal jauh dari China, Thailand dan India.
"Misalnya Thailand ada Kunlavut Vitidsarn. India punya Lakshya Sen. Pun demikian Singapura dan negara lainnya yang muncul pemain baru. Indonesia belum dan menurut saya terlambat karena masih mengandalkan pemain yang itu-itu saja," ujar Mulyo Handoyo.
Kritikan pedas Mulyo Handoyo tentu bertujuan agar PBSI berbenah dan melakukan evaluasi usai gagal mempertahankan gelar juara Thomas Cup 2022.***