"Tapi balik lagi ke kitanya iman kita kuat gak gitu lo, maksudnya ditawarin seperti itu," ujar Taufik Hidayat.
Jumlah nominal yang ditawarkan mafia kepada pemain bulutangkis untuk mau ikut mengatur hasil pertandingan lebih besar dari hadiah yang diberikan.
"Sama aja jual diri buat bangsa inikan, apalagi dukungan nama Indonesia itu dijual dengan angka sekian," ujar Taufik Hidayat.
Mafia ini tidak hanya untuk kelas pertandingan bulutangkis nasional, namun juga ada mafia untuk pertandingan bulutangkis tingkat internasional.
"2006 di Qatar ASEAN GAMES, jadi bermain beregu, bermain perorangan Minggu berikutnya, beregu itu ketemu Lin Dan dua kali kalah, habis itu Indonesia gak juara di situ, Minggu depannya masuk perorangan. Jadi udah ketemu draw ketemu siapa, gue di semifinal ketemu Lee Chong Wei," ujar Taufik Hidayat.
Di saat itu Taufik Hidayat bertemu langsung dengan perantara mafia yang menawarinya untuk mengalah.
"Di situ si Lee Chong Wei tidak tau apa-apa dia taunya cuman main aja, tapi orangnya dia lewat reaksi ketemulah, dia nanyain nomor telepon gue, untuk ketemu gue dan akhirnya dia Dateng untuk menawarkan itu," ujar Taufik Hidayat.
Orang tersebut berani memberikan hadiah yang jauh lebih besar 2 hingga 3 kali bonus yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.