JOMBANG UPDATE - Beberapa hari terakhir, volimania ramai melayangkan kritik kepada Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Indonesia (PP PBVSI).
Sebenarnya, selama ini volimania sudah sering melontarkan berbagai kritik dan masukan kepada PP PBVSI demi kemajuan olahraga bola voli Indonesia.
Namun, kritik untuk PP PBVSI semakin gencar dilakukan usai salah satu atlet voli terbaik Indonesia, Rivan Nurmulki, angkat suara.
Rivan Nurmulki menyoroti bagaimana Timnas Voli Putra dan Putri Indonesia tak kunjung mengalami kenaikan ranking FIVB karena jarang mengikuti turnamen remsi. Sedihnya, semua itu karena PP PBVSI kekurangan dana.
Baca Juga: 2 Pasangan Atlet Voli Ini Perkuat Timnas Indonesia di SEA V League 2023, Kompak Berprestasi!
Usai kritik tersebut dilayangkan, volimania semakin gencar meminta PP PBVSI berbenah demi masa depan olahraga voli Indonesia.
Berikut ini JOMBANG UPDATE telah merangkum kritik volimania untuk PP PBVSI, mulai dari masalah sponsor hingga media sosial!
Rangkuman Kritik Volimania untuk PBVSI
- Sponsor sebagai Solusi Kurang Dana
Berdasarkan penuturan Rivan Nurmulki melalui Instagram Story-nya pada 30 Juli 2023 lalu, alasan PP PBVSI jarang mengirim Timnas Voli Putra dan Putri Indonesia ke beberapa turnamen disebabkan karena masalah dana.
Menurut Rivan, hal tersebut dapat dipecahkan dengan mencari sponsor.
Faktanya, ada banyak yang bisa menjadi sponsor Timnas Voli Putra dan Putri Indonesia.
Misalnya pada gelaran SEA V League 2023 yang saat ini sedang berlangsung, Timnas Voli Putri Indonesia diurus oleh klub BUMD (Bank BJB).
Meskipun demikian, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, Timnas Voli Putra dan Putri Indonesia memang sudah lebih aktif mengikuti kompetisi pada tahun ini.
- GOR/Venue yang Lebih Bagus untuk Kompetisi Internasional
Volimania juga meminta PP PBVSI untuk menyiapkan venue yang lebih bagus untuk kompetisi internasional.
Permintaan tersebut muncul usai Indonesia menjadi tuan rumah SEA V League 2023 putaran 1 untuk sektor putra pada 21-23 Juli lalu.
Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto Sentul, Bogor, dianggap kurang bagus jika digunakan sebagai venue pertandingan kompetisi internasional.
Terlebih lagi jika dibandungkan dengan Santa Rosa Sports Complex di Filipina yang merupakan venue SEA V League 2023 putaran 2 untuk sektor putra.
- Jersey yang Kurang Bagus
Volimania juga menganggap jersey yang digunakan oleh pemain Timnas Voli Putra dan Putri Indonesia bisa lebih bagus lagi.
Kasus yang parah terjadi di SEA Games 2021 Vietnam. Pada saat itu, jersey Timnas Voli Putri terlalu besar sehingga justru menjadi hambatan saat pertandingan.
Selain itu, tak sedikit pula volimania yang menyarankan agar PP PVBSI memarkan jersey original Timnas Voli Putra dan Putri ke publik.
Selain memanjakan penggemar, langkah tersebut juga bisa menjadi jalan untuk mencari tambahan dana.
- Pelatnas yang Terlalu Singkat
Pelatnas atau Training Center sebagai persiapan kompetisi dianggap terlalu singkat.
Bukan hanya volimania, bahkan atlet voli Yolla Yuliana hingga Wilda Nurfadhilah pun mengatakan hal serupa.
Hal tersebut membuat persiapan menjadi kurang optimal.
- Timnas Voli Putri Jarang Didaftarkan Kompetisi
Tak bisa dipungkiri, Timnas Voli Putri Indonesia memang lebih jarang berkompetisi jika dibandingkan dengan sektor putra.
Adapun pada agenda yang akan datang seperti Asian Games 2023 dan Asian Volleyball Championship 2023 (AVC Championship 2023), Timnas Voli Putri Indonesia juga kabarnya tak didaftarkan.
Volimania berharap PP PBVSI bisa lebih sering mengirim Timnas Voli Putri Indonesia ke berbagai kompetisi agar para atlet bisa berkembang.
- Pengelolaan Media Sosial yang Buruk
Jika dibandingkan dengan media sosial milik federasi olahraga lain di Indonesia, PP PBVSI memang harus berbenah.
Pasalnya, volimania sering kesulitan mencari informasi akurat terkait kompetisi dan lain sebagainya karena media sosial resmi milik PBVSI tak terurus.
Baru-baru ini, media sosial milik PBVSI khususnya Instagram @pbvsi_official sudah semakin aktif.
Meskipun demikian, volimania masih merasa unggahan akun tersebut terlalu 'seadanya'. Tidak sedikit yang menyarankan agar PBVSI membuka lowongan untuk desainer grafis demi media sosial yang lebih baik.
Itulah rangkuman kritik volimania untuk PBVSI terkait kondisi olahraga bola voli Indonesia.***