Foto Bareng Pemain Arema FC Jadi Penyebab Tragedi Kanjuruhan, Aremania Korwil Bantur Malang Ungkap Kronologi

3 Oktober 2022, 08:24 WIB
Foto Bareng Pemain Arema FC Jadi Penyebab Tragedi Kanjuruhan, Aremania Korwil Bantur Malang Ungkap Kronologi /Tangkapan layar screenshoot Instagram/@polritvradio

JOMBANG UPDATE - Aremania Korwil Bantur Malang ungkap kronologi yang jadi penyebab tragedi Kanjuruhan Malang.

Kronologi versi Aremania Korwil Bantur Malang menyebutkan keinginan suporter foto bersama pemain Arema FC menjadi pemicu tragedi Kanjuruhan.

Penyebab tragedi Kanjuruhan Malang tengah diselidiki pihak berwajib, tetapi saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) dengan sejumlah jajaran berfokus menangani korban meninggal dan luka-luka.

Data terbaru menyebutkan 125 korban meninggal, dan 323 korban mengalami luka-luka dan masih dirawat akibat insiden naas usai laga Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022.

Baca Juga: Bukan 129 Orang, Ini Data Terbaru Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan

Baca Juga: Sejarah Tercipta, Timnas Futsal Indonesia Lolos Perempat Final AFC Futsal Asian Cup 2022, Siapa Lawannya?

Pendukung Arema FC atau Aremania dari wilayah Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, beberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Ditemui pada Minggu 2 Oktober 2022 di Malang, Aremania Korwil Bantur The Black Lion Slamet Sanjoko mengatakan, pertandingan berjalan kondusif, hingga dua orang meminta izin masuk ke area lapangan.

"Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin," kata Sanjoko, dikutip JOMBANG UPDATE dari Antara.

Sanjoko menjelaskan, dua orang suporter Aremania terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan pertandingan, akhirnya diizinkan.

Usai dua orang tersebut diizinkan memasuki lapangan, keduanya menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.

"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujarnya.

Setelah melihat dua suporter memasuki lapangan, pendukung lainnya turut serta. Namun, Sanjoko memastikan meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur tidak turut masuk ke area pertandingan.

Setelah situasi ricuh dan mulai tidak terkendali, ia bersama rekan-rekannya langsung mengemasi bendera lalu mencari jalan keluar.

Baca Juga: Hasil Final Livoli 2022 Divisi 1: PDAM Tirta Kalahkan LavAni, BIN O2C Atasi Perlaawan Bharata Muda

Baca Juga: Jadwal Timnas Futsal Indonesia di Perempat Final AFC Futsal Asian Cup 2022, Coach Hashemzadeh Ciptakan Sejarah

"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, ada tembakan gas air mata ke arah tribun, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun, ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.

Ia tidak menyangka petugas keamanan melakukan penembakan gas air mata ke arah tribun, membuat para penonton panik dan berhamburan keluar.

Saat itu, lampu pencahayaan di dalam Stadion Kanjuruhan dimatikan petugas meski tribun masih dipenuhi penonton.

"Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribun salah apa, tapi ditembak gas air mata," ujarnya.***

 
Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler