Manchester United Tanggapi Tragedi Kanjuruhan Malang, Sepakbola Indonesia Jadi Sorotan

2 Oktober 2022, 16:07 WIB
Manchester United Tanggapi Tragedi Kanjuruhan Malang, Sepakbola Indonesia Jadi Sorotan /Via/Twitter.com/@f12xos

JOMBANG UPDATE - Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi pembahasan dunia, Manchester United sampaikan belasungkawa pada keluarga korban.

Pertandingan Arema vs Persebaya berakhir ricuh, para suporter turun ke lapangan hingga mengakibatkan tragedi Kanjuruhan yang jadi sorotan dunia, termasuk Manchester United.

Melalui akun Instagram pribadinya, Manchester United membagikan cuitan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan.

"Manchester United sangat berduka atas tragedi di Malang, Indonesia. Kami menyampaikan rasa belasungkawa setulusnya kepada para korban, keluarga korban, dan semua orang yang terkena dampak," tulis akun Twitter @ManUtd, Minggu 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Selain Gas Air Mata, Jadwal yang Terlalu Malam Jadi Salah Satu Penyebab Terjadi Tragedi Kanjuruhan, Benarkah?

Baca Juga: MIRIS! Tragedi Kanjuruhan Arema vs Persebaya Ingatkan Tragedi Hillsborough, Akankah Suporter Tuntut Keadilan?

Insiden berdarah rengut nyawa di tragedi Kanjuruhan jadi sorotan dunia, sejumlah media online dunia turut mengabarkan kejadian naas yang dialami usai laga Arema vs Persebaya.

Dikutip JOMBANG UPDATE dari Antara, Kepala Biro Humas Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi melaporkan 129 orang meninggal dunia dan 188 korban luka akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.

Para korban luka saat ini menjalani perawatan di delapan rumah sakit terdekat di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Data sementara saat ini, 129 meninggal dan 188 luka ringan, sedang dan berat dirawat di rumah sakit terdekat (dari lokasi kejadian)," ungkap Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu siang.

Sejumlah rumah sakit yang menjadi tempat perawatan korban tragedi Kanjuruhan di antaranya:

  • RSUD Kanjuruhan
  • RSI Gondanglegi
  • RS Bhayangkara Hasta Brata Batu
  • RSUD Dr Saiful Anwar
  • RSU Wajak Husada
  • RSU Mitra Delima, RS Wava Husada
  • Puskesmas terdekat

Nadia mengungkapkan seluruh korban luka tragedi Kanjuruhan dipastikan mendapatkan pelayanan optimal dari tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Saat ini ditangani dulu di RS Syaiful Anwar dan Puskesmas sekitar, juga di-backup dari Dinkes Provinsi Jawa Timur," katanya.

Baca Juga: Bukan Bentrok Antar Suporter, Mahfud MD Bongkar Penyebab Kerusuhan Arema vs Persebaya 'Tragedi Kanjuruhan'

Baca Juga: Apa Perbedaan Livoli Divisi 1, Livoli Divisi Utama, dan Proliga? Berikut Ulasannya Lengkap dengan Daftar Juara

Kemenkes turut memantau kebutuhan obat serta tenaga kesehatan dari kalangan spesialis. Korban insiden Stadion Kanjuruhan mendapatkan perawatan intensif serta gratis.

"Semua biaya perawatan gratis oleh RS tempat dirawat," ujarnya.

Nadia mengatakan saat ini masih terdapat sejumlah kendala dalam proses penanganan pasien, mulai dari pengumpulan data korban hingga identifikasi jenazah.

"Kami masih berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Malang dan Dinkes Kota Malang. Proses pendataan korban masih berlangsung," katanya.

Identitas korban tragedi Kanjuruhan masih dalam proses identifikasi dibantu dengan Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polres Kediri dan Polda Jatim.

"Sudah berdiri Posko untuk mencari keluarga yang hilang di RS Wava Husada dan RSUD Kanjuruhan. Proses pelayanan dan rujukan pasien berjalan dengan baik," katanya.

Tragedi Kanjuruhan pecah usai pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Baca Juga: Profil dan Biodata Silvio Rodrigues, Penyerang Asing Andalan Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2022-2023

Baca Juga: Profil dan Biodata Silvio Rodrigues, Penyerang Asing Andalan Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2022-2023

Bukan Bentrok Antar Suporter, Mahfud MD Bongkar Penyebab Kerusuhan Arema vs Persebaya Kolase foto ANTARA dan Twitter.com/@PSSI

Penyebab Kerusuhan Arema vs Persebaya hingga Pecahnya Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan menewaskan ratusan orang akibat kerusuhan pertandingan sepakbola Liga 1 Arema vs Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022.

Penyebab kerusuhan Arema vs Persebaya Liga 1 telah di dalami pihak berwajib dan mulai menemukan titik terang asal mula tragedi Kanjuruhan.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan tragedi Kanjuruhan terjadi bukan karena bentrok antar suporter.

Pertandingan Liga 1 Arema vs Persebaya digelar tanpa penonton Persebaya. Suporter Persebaya dilarang menonton di lapangan Kanjuruhan.

Hal itu dijelaskan secara detail oleh Menkopolhukam Mahfud MD usai mendapatkan laporan dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit serta berkoordinasi dengan Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dgn Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema," ungkap Mahfud MD.

Baca Juga: Profil dan Biodata Karim Rossi, Penyerang Asing Andalan Dewa United di Kompetisi BRI Liga 1 2022-2023

Baca Juga: Hasil Semifinal Livoli 2022 Divisi 1: BIN O2C dan Bharata Muda Promosi ke Livoli Divisi Utama

Korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan dikarenakan desak-desakan.

"Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," papar Mahfud MD.

Melalui akun Instagram pribadinya, Mahfud MD menjelaskan secara detail faktor teknis lain penyebab kerusuhan Arema vs Persebaya.

Kapasitas penonton dan tiket yang dijual pihak panitia ternyata tidak sebanding dengan kata lain melebihi kapasitas.

Waktu pelaksanaan pertandingan juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor teknis penyebab kerusuhan Arema vs Persebaya.

"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," ungkapnya.

Mahfud MD juga menyampaikan belasungkawa pada keluarga korban sekaligus menegaskan biaya rumah sakit akan ditanggung pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Malang.

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dgn aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," paparnya.

Beberapa netizen menanggapi terkait informasi yang disampaikan Mahfud MD. Warganet menanyakan terkait gas air mata yang tidak disinggung Mahfud MD dalam keterangannya.

"Penggunaan Gas Air mata kok g disinggung Pak???," tulis akun @tukah35551.

"@rinaldiard se brutal² nya supporter gas air mata tdk blh di gunakan...karna jalur evakuasi di stadion tdk sanggup klo semua keluar berbarengan tanpa ada yg antri...polisi hrs nya jg membuka jalur darurat bagi penonton yg sdh di lapangan...jgn di kembalikan ke tribun...jadinya penuh," ungkap akun Instagram @alif3279.

"@yudiwisnuputra krna aturan fifa penggunaannya dilarang di stadion dan memang sangat berbahaya," pendapat akun @dhauzchampoet.***

Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler