Tragedi Kanjuruhan Jadi Terbesar Kedua di Dunia Dalam Sejarah Sepak Bola, Lampaui Insiden Hillsborough

2 Oktober 2022, 10:46 WIB
Tragedi Kanjuruhan Jadi Terbesar Kedua di Dunia Dalam Sejarah Sepak Bola, Lampaui Insiden Hillsborough /Twitter/@TheInsiderPaper/

JOMBANG UPDATE - Indonesia berduka, tragedi Kanjuruhan menjadi yang terbesar kedua di dunia lampaui insiden Hillsborough.

Tragedi Kanjuruhan bermula dari kekecewaan suporter Aremania atas kekalahan Arema FC saat menghadapi Persebaya Surabaya.

Sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Kericuhan dalam Stadion Kanjuruhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC mengalami kekalahan.

Baca Juga: Bukan Bentrok Antar Suporter, Mahfud MD Bongkar Penyebab Kerusuhan Arema vs Persebaya 'Tragedi Kanjuruhan'

Baca Juga: Profil dan Biodata Silvio Rodrigues, Penyerang Asing Andalan Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2022-2023

Sebelum terjadi tragedi Kanjuruhan, pemain Persebaya Surabaya telah meninggalkan stadion dengan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Kerusuhan semakin membesar ketika terjadi pelemparan flare dan benda-benda lainnya di Stadion Kanjuruhan Malang.

Alhasil, kerusuhan tersebut mengharuskan petugas keamanan untuk mengamankan situasi yang terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan.

Namun petugas keamanan yang berada di dalam Stadion Kanjuruhan tidak sebandng dengan ribuan suporter Arema FC yang membuat keributan.

Lalu, petugas keamanan memutuskan untuk menembakkan gas air mata di dalam lapangan agar suporter Arema FC bisa dikontrol dan situasi menjadi lebih kondusif.

Akan tetapi, gas air mata yang ditembakkan di area stadion menyebabkan suporter panik dan banyak yang pingsan karena sulit bernafas.

Atas kejadian tersebut, Manajeman Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Profil dan Biodata Karim Rossi, Penyerang Asing Andalan Dewa United di Kompetisi BRI Liga 1 2022-2023

Baca Juga: Hasil dan Jadwal Final Livoli 2022 Divisi 1: LavAni vs PDAM Tirta dan Bharata Muda vs BIN-02C

"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ungkap Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris dikutip JOMBANG UPDATE dari laman resmi Arema FC.

Manajemen Arema FC juga telah membentuk Crisis Center atau Posko Informasi untuk menerima laporan serta penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 129 orang tersebut menjadi yang terbesar kedua di dunia menggeser insiden di Accra Sports Stadium dan Hillsboroug.

Tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola terjadi pada 24 Mei 1964. Saat itu 328 nyawa melayang buntut dari insiden tersebut.

Kejadian ini seharusnya menjadi momentum untuk evaluasi dan perbaikan semua pihak, buka dari suporter saja melainkan dari PSSI, PT LIB, Polisi, layanan broadcasting Indosiar, dll.***

Editor: Apriani Alva

Tags

Terkini

Terpopuler