Mengenal Istilah Culture Shock yang Banyak Dialami Mahasiswa Baru, Tahapan, Gejala, hingga Cara Mengatasinya

- 3 Mei 2022, 20:00 WIB
Mengenal Istilah Culture Shock yang Banyak Dialami Mahasiswa Baru, Tahapan, Gejala, hingga Cara Mengatasinya
Mengenal Istilah Culture Shock yang Banyak Dialami Mahasiswa Baru, Tahapan, Gejala, hingga Cara Mengatasinya /unsplash.com

JOMBANG UPDATE - Culture Shock atau dalam bahasa Indonesia disebut Gegar Budaya adalah perasaan di mana seseorang merasa tertekan serta terkejut ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru.

Culture Shock timbul akibat adanya perbedaan dan kesukaran dalam beradaptasi dengan budaya baru.

Gegar Budaya dapat mencakup aspek yang ada di kehidupan sehari-hari seperti makanan, cara berpakaian, harga barang, dll. Semakin berbeda budayanya, semakin parah efek yang ditimbulkan.

Culture Shock dianggap sebagai hal yang wajar bagi sebagian mahasiswa baru. Namun, hal tersebut jangan dianggap remeh karena dapat memicu timbulnya depresi akut.

Baca Juga: Hadist Puasa Syawal 6 Hari Setelah Perayaan Idul Fitri, Masih Perlukah Diperdebatkan?

Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Perlu Diwaspadai Pasca Lebaran Idul Fitri 2022, Tetap Perlu Hati-hati!

Berikut JOMBANG UPDATE lansir dari berbagai sumber cara mengatasi, tahapan, dan gejala terkena Culture Shock.

Culture Shock yang kuat sering kali terdiri dari fase yang berlainan, walaupun tidak semua orang melalui semua fase ini dan juga dipengaruhi oleh faktor waktu.

Fase Bulan Madu

Adapun dalam fase ini perbedaan antara budaya baru dan lama dilihat sebagai sudut pandang romantik, menarik, dan baru.

Contohnya seperti seseorang yang pindah ke negara asing, orang itu mungkin menyukai makanan yang baru, tempo kehidupan yang baru, sifat masyarakat yang baru, arsitektur bangunan yang baru, dan seterusnya.

Fase Pembelajaran (negosiasi)

Setelah beberapa hari, minggu, atau bulan, perbedaan kecil antara budaya baru dan lama diselesaikan.

Seseorang mungkin rindu makanan rumah, tempo kehidupan, terlalu pelan atau terlalu cepat, sifat masyarakat mengganggu, dll.

Fase Semuanya Baik

Setelah beberapa hari, minggu, atau bulan, seseorang mulai biasa dengan perbedaan budaya baru dan telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan.

Pada fase ini, seseorang tidak lagi bertindak memiliki kesan positif atau negatif kepada budaya baru tersebut, karena budaya tersebut tidak lagi dirasakan sebagai budaya baru, melainkan sudah menjadi budaya keduanya.

Sebagian orang terutama para mahasiswa baru, tidak sanggup untuk menangani Culture Shock.

Sebagian dari mereka memilih untuk tetap mempertahankan budaya seperti di tempat asal mereka.

Namun, sebagian yang lain memilih mengadopsi budaya baru tersebut sebagai budaya asal mereka.

Beberapa cara dapat membantu seseorang untuk mengatasi Culture Shock yang dihadapinya, seperti terbuka mengenai budaya yang didatangi.

Baca Juga: Pilihan Gambar Baunga Mawar Bisa Ungkap Cara Memulai sebuah Hubungan Baru, Tes Psikologi Kepribadian

Baca Juga: 25 Link Twibbon Idul Fitri 2022 Gratis, Mudah Digunakan dan Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Selain itu, ambil masa istirahat atau mengasingkan diri dari pertukaran budaya untuk mengurangkan keterkejutan sambil menyesuaikan diri.

Lalu, lebih baik mengenal terlebih dahulu tempat atau lingkungan yang akan dituju sebelum berangkat. Dengan cara ini, tempat dan lingkungan lebih dikenali ketika tiba di sana.

Melakukan cara-cara di atas akan mempermudah seseorang dalam memahami perbedaan dalam lingkungan baru.

Sedangkan saat ini, sebagian peneitian menunjukkan jika Culture Shock memberikan banyak keuntungan, seperti meningkatkan jati diri seseorang dan membantu meningkatkan motivasi diri.***

Editor: Vonny Aprilia Puspita


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x