JOMBANG UPDATE – Istilah karbon biru menyita banyak perhatian dalam berbagai perundingan iklim global dan lingkaran kebijakan nasional di tengah upaya negara-negara dunia dalam mengurangi dampak krisis iklim.
Karbon biru belum banyak diketahui, karena sejauh ini, upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca banyak dilakukan dengan memanfaatkan fungsi hutan sebagai penyerap dan penyimpan karbon.
Akan tetapi, ada potensi emitan karbon yang tidak kalah besar dibanding wilayah hutan, yaitu ekosistem pesisir yang menyerap karbon dari atmosfer dan lautan lalu menyimpannya. Karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir tersebut dikenal sebagai karbon biru.
Baca Juga: Kado yang Cocok untuk Hari Ibu Murah, Anti Maintreem dan Berguna
Lalu apa itu karbon biru? Benarkah keberadaannya sangat penting untuk mengurangi dampak krisis iklim? Berikut faktanya.
Apa itu Karbon Biru?
Dikutip JOMBANG UPDATE dari The Blue Carbon Initiative, Karbon biru merujuk pada karbon yang diserap dan disimpan di dalam laut dan ekosistem pesisir, disebut biru karena terbentuk di dalam air.
Ekosistem pesisir yang dimaksud meliputi hutan mangrove, tumbuhan laut (seagrass), dan rawa-rawa yang merupakan unsur penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.