Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 2022: Keistimewaan dan Keutamaan Orang yang Sedang Berpuasa

- 3 Februari 2022, 20:00 WIB
Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 2022: Keistimewaan dan Keutamaan Orang yang Sedang Berpuasa
Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 2022: Keistimewaan dan Keutamaan Orang yang Sedang Berpuasa /Pexels/Ahmet Polat

JOMBANG UPDATE - Simak dan catat teks khutbah Jumat bulan Rajab 2022, tentang keutamaan orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Khutbah Jumat bulan Rajab menjadi salah satu syarat sah sholat Jumat. Bisa dikatakan merupakan hal yang harus dan selalu ada saat pelasanaan ibadah sholat Jumat setiap satu minggu sekali.

Dalam pelaksanaan khutbah Jumat biasa dibawakan oleh seorang khatib. Tema yang khatib bawakan sangat beragam. Mulai tentang relasi aktivitas dan agama.

Momen pelaksanaan ibadah sholat Jumat minggu ini, tepat dengan awal bulan Rajab. Sehingga teks khutbah Jumat tentang Puasa Rajab cukup banyak diminati.

Baca Juga: Catat! Jadwal Puasa Rajab Tahun 2022 Lengkap dengan Keutamaan dan Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Baca Juga: Cara Menghapus Dosa dan Bertaubah dari Perbuatan Zina, Syek Ali Jaber Menjelaskan

Teks khutbah Jumat bulan Rajab bisa kamu temukan banyak di internet. Kamu bisa menentukan tema apa yang akan dibawakan saat menjadi khatib.

Berikut contoh khutbah Jumat bulan Rajab tentang Puasa Rajab dan keutamaan orang yang berpuasa, yang sudah JOMBANG UPDATE lansir dari Tebu Ireng.

Naskah Khutbah Jumat Bulan Rajab 2022

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَ ٰ⁠لِدَیۡهِ إِحۡسَـٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ كُرۡهࣰا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهࣰاۖ وَحَمۡلُهُۥ وَفِصَـٰلُهُۥ ثَلَـٰثُونَ شَهۡرًاۚ حَتَّىٰۤ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِینَ سَنَةࣰ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِیۤ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِیۤ أَنۡعَمۡتَ عَلَیَّ وَعَلَىٰ وَ ٰ⁠لِدَیَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَـٰلِحࣰا تَرۡضَىٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِی فِی ذُرِّیَّتِیۤۖ إِنِّی تُبۡتُ إِلَیۡكَ وَإِنِّی مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِینَ

Alhamdulillah untuk jamaah sholat Jumat hari ini, kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dan beribadah di bulan Rajab. Salah satu amaliah yang erat kaitannya dengan Rajab adalah ibadah puasa sunnah bulan Rajab.

Puasa merupakan ibadah yang sifatnya pribadi. Dengan coraknya menahan untuk tidak melakukan sesuatu, bukan mengerjakan sesuatu (contoh: salat, zakat, haji). Dalam menjalankan puasa kita tidak diperkenankan makan, minum, dan sex.

Kata siyam dalam Al-Qur’an disebut delapan kali. Salah satunya dengan bentuk saum, yakni dalam Qur’an (surat Maryam: 26):

فَكُلِی وَٱشۡرَبِی وَقَرِّی عَیۡنࣰاۖ فَإِمَّا تَرَیِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدࣰا فَقُولِیۤ إِنِّی نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ صَوۡمࣰا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡیَوۡمَ إِنسِیࣰّا

Maka makan, minum dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”

Kata saum pada ayat tersebut tidak berarti puasa. Namun berarti diam/tidak berbicara. Kondisi diam dalam dunia binatang banyak digunakan oleh hewan-hewan pemangsa sebelum menerkam mangsa.

Dengan begitu mereka dalam keadaan seakan-akan tidak terlihat, padahal diam-diam mengumpulkan tenaga. Dan akhirnya, hap, mangsa berhasil ditangkap.

Kondisi ini juga banyak dilakukan oleh orang yang berpuasa sunnah bulan Rajan. Lantaran mereka tak makan, tak minum. Pada akhirnya mereka akan banyak diam.

Baca Juga: Amalkan, Doa Sebelum Belajar Awal Semester Baru Lengkap dengan Teks Arab, Latin dan Artinya

Baca Juga: Kerisnya Para Habaib, Inilah Amalan Rahasia Agar Hidup Nikmat Kata Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba'abud

Seharusnya mereka dapat meniru perilaku hewan yang diterangkan sebelumnya. Berdiam diri/ tak banyak cakap mengumpulkan tenaga. Sehingga power untuk merangkap rida Ilahi cukup besar.

Puasa dengan berbagai corak ibadahnya, sema-mata hanya bertujuan untuk menyenangkan tuhan (an a’mala salihan tardhahu). Oleh para pakar fikih sudah dirumuskan dalam kitab-kitabnya.

Contohnya, ada suatu pendapat yang menganggap bahwa sikat gigi pada siang hari ketika puasa itu makruh. Tapi mohon maaf bagi kami, hal itu tidak sependapat dengan kami. Bagi kami gosok gigi itu tetap sunah, sebagaimana kesunahan bersih diri.

Perbedaan pendapat kami dengan pendapat yang mengatakan gosok gigi itu makruh, ditengarai oleh beda pemahaman hadis yang dijadikan hujah.

وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh kitab fath al-qarib hadis di atas dipahami bahwa ketika orang puasa sikat gigi di siang hari itu dapat menghilangkan kondisi bau mulut. Yang berakibat pada hilangnya sisi harum di mata Allah.

Tapi saya memahami sebaliknya, lah wong bau mulut orang puasa saja itu dihargai di hadapan tuhan. Sampai-sampai dihargai lebih harum dari pada kasturi.

Apalagi, kalau orang itu tidak bau mulut. Apakah tuhan malah ndak makin senang?. Sekali lagi ini soal pilihan, kami lebih memilih pendapat yang tidak bilang sikat gigi di siang hari itu makruh.

Semoga kita dalam menjalankan ibadah puasa bulan Rajab ini dapat menumbuhkan potensi-potensi pendekatan diri kepada Allah. Dengan cara apa pun itu. Salah satunya berdoa.

Baca Juga: Doa Cepat Mendapat Keturunan, Syekh Ali Jaber: 18 Tahun Belum Mendapat Keturunan, Tidak Sampai 3 Bulan Hamil

Baca Juga: Amalan Rahasia agar Hidup Berkecukupan dan Hutang Cepat Lunas, Ini Kata Syekh Ali Jaber

Sekilas Mengenai Ayat Puasa

Dalam ayat tersebut, mulai dari Al-Baqarah ayat 183, hingga ayat 187. Semua menerangkan tentang puasa. Namun ada satu ayat yang tidak selaras dengan keterangan mengenai puasa. Yakni, ayat 186, malah dalam ayat itu menerangkan ayat doa.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌۖ أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡیَسۡتَجِیبُوا۟ لِی وَلۡیُؤۡمِنُوا۟ بِی لَعَلَّهُمۡ یَرۡشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

Pada ayat itu juga terdapat tujuh kali kata ganti Aku yang mengarah kepada Allah sendiri. ‘Ibadi, ‘Anni, Fa Inni, Ujibu, Da’ani, Li, Bi.

Ini menarik diperbincangkan, mengapa Allah menyelipkan tuntunan doa kepada hambanya di tengah-tengah ayat yang menerangkan hukum-hukum puasa? Hal ini mengindikasikan bahwa Allah tujuh kali lebih dekat dengan orang puasa. Sehingga doa-doa insan yang puasa kemungkinan kecil untuk tertolak.

وَالۡعَصۡرِ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ ِالَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡر

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Demikian teks khutbah Jumat bulan Rajab 2022 tentang puasa Rajab dan keutamaan atau keistimewaan orang yang menjalankan ibadah tersebut.***

Editor: Alinur Awwalina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x