Tradisi Rebo Wekasan Bolehkah dalam Islam? Ini Jawaban Tegas Buya Yahya

- 5 Oktober 2021, 13:05 WIB
Tradisi Reko Wekasan Bolehkah dalam Islam? Ini Jawaban Tegas Buya Yahya
Tradisi Reko Wekasan Bolehkah dalam Islam? Ini Jawaban Tegas Buya Yahya /Tangkapan layar youtube.com / Al-Bahjah TV

JOMBANG UPDATE - Rebo Wekasan jatuh pada 6 Oktober 2021. Lantas bolehkah umat Islam melakukan tradisi Rebo Wekasan? Simak jawaban lengkapnya dari Buya Yahya.

Rebo Wekasan adalah rabu pungkasan atau rabu terakhir pada bulan Safar sebelum memasuki bulan Rabiul Awal. Rebo Wekasan pada Safar 1443 H ini berlangsung pada 6 Oktober 2021.

Rebo Wekasan atau Arba Mustamir dalam bahasa Arab, dipercaya sebagai hari sial, sebab Allah SWT menurunkan bala' atau musibah ke dunia.

Oleh sebab itu di momen Rebo Wekasan, orang-orang biasanya melakukan berbagai tradisi dan ibadah untuk melindungi diri dari musibah.

Baca Juga: Surat Al Hujurat Ayat 14 Tentang Iman dan Islam dalam Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya

Baca Juga: 12 Nama Bulan dalam Islam Lengkap dengan Artinya, Umat Muslim Wajib Tahu

Tradisi Rebo Wekasan di antaranya adalah zikir bersama/tahlilan, berbagai makanan/selamatan, sholat tolak bala, dan lainnya.

Sebenarnya, rebo wekasan merupakan tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun oleh sebagian umat Islam di Nusantara, seperti masyarakat Jawa, Sunda, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa daerah lainnya.

Jawaban Buya Yahya tentang Rebo Wekasan

Salah satu ulama Indonesia, Buya Yahya menegaskan bahwa tradisi Rebo Wekasan bukan merupakan teladan atau sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah.

"Tidak ada petunjuk dari Nabi kalau kita harus mengamalkan amalan di Rebo Wekasan," ujar Buya Yahya dikutip JOMBANG UPDATE dari YouTube Al-Bahjah TV.

Namun, lebih lanjut Buya Yahya menjelaskan bahwa tradisi Rebo Wekasan berasal dari seorang shaleh yang mendapatkan berita bahwa pada hari itu akan turun penyakit.

Oleh sebab itu dianjurkan untuk meminta perlindungan dari Allah SWT untuk bisa dijauhkan dari penyakit dan bencana, seperti sholat hajat, sholat tolak bala' atau lainnya.

"Baik kalau dari Nabi tidak ada (anjuran tradisi Rebo Wekasan), cuman kalau udah katanya Ulama, selagi tidak bertentangan dengan ajaran Nabi, tidak bisa kita akan langsung sebut bid'ah," ujar Buya Yahya.

Baca Juga: Kumpulan Resep Obat Herbal Maag dr. Zaidul Akbar, Gampang dan Ampuh untuk Atasi Asam Lambung yang Meningkat

Baca Juga: Hikmah Puasa dari dr. Zaidul Akbar, Ketahui Konsep Autofagi dan Autolisis yang Punya Manfaat Luar Biasa

Buya Yahya menjelaskan bahwa seorang alim dan shaleh bisa mendapatkan ilham dari Allah SWT, termasuk berita akan turunnya musibah yang dipercaya pada Rebo Wekasan.

Umat Islam boleh mempercayai ilham dari orang shaleh dan melakukan anjuran ibadah asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

"Mengikuti ilham selagi tidak bertentangan dengan syariat, maka itu boleh," ujar Buya Yahya tegas.

Amalan Tidak Boleh Bertentangan dengan Syariat Islam

Buya Yahya juga mencontohkan suatu kasus, ada orang shaleh yang mendapatkan ilham akan ada permusuhan di suatu lingkungan dan memberi tahu tetangganya untuk saling bersedekah kepada tetangga.

Maka amalan tersebut boleh dilakukan jika percaya dengan ucapan alim tersebut dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Meski begitu, tidak ada larangan bagi mereka yang tidak ingin melakukannya.

"Bagi yang mengingkari jangan dicaci dong, 'Saya tidak mau dengan Rebo Wekasan' kenapa 'Tidak ada ajaran dari Nabi SAW secara khusus', ya boleh saja. Wong Ilham tidak harus kita percaya kok," ujar Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan bahwa hujjah umat Islam adalah Alquran, hadits Nabi dan ijtima para ulama, Qiyas para ulama.

Baca Juga: Twibbon Tahun Baru Islam 1 Muharram 2021, Link Download Kementerian Agama hingga Anak-anak

Ilham seorang wali tidak boleh menjadi hujjah, tetapi kalau percaya karena dia orang shaleh dan bukan orang asal serta ilhamnya tidak bertentangan dengan syariat, maka umat Islam boleh mengikutinya.

"Kalau Anda mempercayai guru Anda seorang yang saleh, boleh saja anda lakukan. Tapi yang Anda lakukan tentunya dasarnya adalah Nabi bukan dasarnya Ilham. Ilham pengantar pada sunnah Nabi," ujar Buya Yahya.

"Contohnya apa, karena saya dapat berita bahwa Rabu akhir ini akan turun bala, maka tolaklah bala itu dengan sholat. Bukan sholat dari kyai itu, sholat yang pernah diajarkan Nabi untuk tolak bencana itu sholat Hajat. Kemudian sedekah, Nabi yang nyuruh, kalau begitu boleh," jelas Buya Yahya.

Terakhir Buya Yahya menegaskan bagi umat Islam yang percaya dengan Rebo Wekasan maka boleh menjalankan amalannya asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Bagi umat Islam yang tidak menjalankan Rebo Wekasan juga tidak dipermasalahkan. 

Itulah penjelasan Buya Yahya mengenai pertanyaan bolehkah Umat Islam melakukan tradisi Rebo Wekasan.***

 

Editor: Alinur Awwalina

Sumber: YouTube Al-Bahjah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x