Tuntunan Seputar Puasa Syawal: Bayar Hutang Puasa Ramadhan atau Puasa Syawal Lebih Dulu?

7 Mei 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi Puasa Syawal /Pexels.com/Engin Akyurt

JOMBANG UPDATE – Ibadah pasca bulan Ramadhan identik dengan tuntunan ibadah puasa selama 6 hari yang disebut dengan puasa Syawal.

Puasa Syawal dilaksanakan selama bulan Syawal atau bulan kesepuluh dalam kalender Islam dan Jawa.

Adapun tuntunan dan keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutinya dengan berpuasa selama 6 hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”

Baca Juga: Hadist Puasa Syawal 6 Hari Setelah Perayaan Idul Fitri, Masih Perlukah Diperdebatkan?

Baca Juga: Bacaan Niat Mandi Idul Fitri Lengkap dengan Tata Cara Mandi Sebelum Shalat Ied 1 Syawal

Berdasarkan hadis tersebut, para ulama sepakat jika puasa Syawal adalah puasa sunnah yang pelaksanaannya dilakukan di antara hari kedua hingga akhir bulan Syawal.

Sementara hari pertama bulan Syawal atau Hari Raya Idul Fitri diharamkan untuk berpuasa. Sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Sa'id Al Khudri ra, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ

Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim)

Pertanyaan yang kemudian sering muncul terkait puasa syawal adalah apakah puasa syawal baru boleh dikerjakan setelah membayar hutang puasa?

Kemudian bagaimana cara yang benar dalam menjalankan puasa Syawal?

Berikut JOMBANG UPDATE rangkum beberapa pendapat mengenai keutamaan dan aturan puasa di bulan Syawal.

1. Puasa Syawal tidak harus dilakukan secara berurutan

Menurut Ustadz Adi Hidayat, Lc.MA, puasa syawal dapat dilaksanakan sesuai dengan keinginan atau kenyamanan seseorang.

Hal itu ditandai dengan huruf “min” pada hadits mengenai keutamaan puasa syawal yang telah disampaikan sebelumnya.

Baca Juga: Doa Mandi Hari Raya Idul Fitri Lengkap dengan Bacaan Niat Mandi Sebelum Sholat Ied

Baca Juga: Tata Cara Shalat Idul Fitri Lengkap dari Niat, Bacaan 7X Takbir hingga Tahiyat Akhir

Lebih lanjut, UAH menjelaskan jika seandainya kata “min (dari)” dalam hadis diganti dengan “fi (di dalam)” maka kemungkinan besar tuntunan puasa Syawal diwajibkan untuk dilaksanakan secara berurutan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, puasa Syawal tidak harus dilakukan secara berurutan seperti saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan.

2. Puasa Syawal sebelum membayar hutang puasa Ramadhan

Mengutip dari penuturan Ustadz Firanda Andirja, MA, para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai mekanisme pengerjaan puasa Syawal dengan membayar hutang puasa Ramadhan.

Pendapat pertama menurut Ustadz Firanda, seseorang yang ingin menjalankan puasa Syawal haruskah mengganti hutang puasa Ramadhan terlebih dahulu.

Hal tersebut disandarkan pada kata “ ثُمَّ ” (kemudian) dalam hadis keutamaan puasa Syawal. Kata tersebut mengindikasikan dengan kuat jika puasa Syawal harus dikerjakan setelah puasa Ramadhan dan juga hutangnya.

Akan tetapi, Ustadz Firanda pribadi lebih condong kepada pendapat yang kedua. Dimana seseorang boleh mendahulukan puasa Syawal dibanding membayar hutang puasa Ramadhan.

Terlebih jika seseorang yang akan menjalankan puasa Syawal takut tidak sempat menjalankannya karena suatu halangan tertentu.

Alasan Ustadz Firanda memilih pendapat kedua karena rentang waktu puasa Syawal lebih pendek dibandingkan rentang waktu membayar hutang puasa Ramadhan.

Hutang puasa Ramadhan sendiri dapat diganti selama setahun penuh sebelum puasa Ramadhan yang akan datang.

3. Puasa Syawal disatukan dengan puasa sunnah yang lain

Niat puasa Syawal yang digabungkan dengan niat puasa sunnah lainnya dianggap sah menurut pandangan Ustadz Adi Hidayat.

Sebagai contoh puasa Syawal yang bertepatan dengan puasa senin-kamis, puasa daud atau puasa 3 hari di tengah bulan.

Akan tetapi, kondisi tersebut menurut UAH lebih ditekankan kepada seseorang yang sudah terbiasa melaksanakan puasa sunnah selain puasa Syawal.

Karenanya, UAH lebih menyarakan untuk lebih dahulu merutinkan puasa sunnah di luar puasa Syawal.

Karena itu, ketika seseorang menjalankan puasa Syawal dan bertepatan dengan puasa sunnah yang lain maka pahala puasa sunnah tersebut dianggap mengikuti atau sah.

Demikian rangkuman mengenai beberapa tuntunan seputar puasa Syawal termasuk pertimbangan dalam mendahulukan hutang puasa Ramadhan atau puasa Syawal.***

Editor: Anggita

Tags

Terkini

Terpopuler