Teks Khutbah Jumat yang Membuat Jamaahnya Menangis Tentang Kelahiran dan Kematian Manusia

24 Februari 2022, 08:30 WIB
Teks Khutbah Jumat yang Membuat Jamaahnya Menangis Tentang Kelahiran dan Kematian Manusia /Unsplash.com/Rachelle Magpayoain/

JOMBANG UPDATE - Berikut ini teks khutbah Jumat yang membuat jamaahnya menangis, dengan tema tentang kelahiran dan kematian manusia.

Khutbah Jumat menjadi salah satu syarat sah sholat Jumat. Bisa dikatakan merupakan hal yang harus dan selalu ada saat pelasanaan ibadah sholat Jumat setiap satu minggu sekali.

Dalam pelaksanaan khutbah Jumat biasa dibawakan oleh seorang khatib. Tema yang khatib bawakan sangat beragam. Mulai tentang relasi aktivitas dan agama.

Sayangnya, penunjukkan khatib ada yang sifatnya mendadak sehingga tidak ada waktu untuk menyusun teks khutbah Jumat.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Lengkap Beserta Doa tentang Renungan Hadapi Wabah Omicron

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat yang Cocok untuk Semua Golongan Masyarakat: Arti Sabar Sepanjang Hayat

Selain itu, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk membuat teks khutbah Jumat.

Teks khutbah Jumat singkat juga banyak di internet. Kamu bisa menentukan tema yang sekiranya cocok untuk kamu bawakan dan sesuai dengan kondisi yang tengah terjadi pada masyarakat.

Berikut teks khutbah Jumat yang membuat jamaahnya menangis tentang kelahiran dan kematian manusia yang sudah JOMBANG UPDATE rangkum dari Lirboyo.

Teks Khutbah Jumat yang Membuat Jamaahnya Menangis

Teks Khutbah Jumat I

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Pada kesempatan ini, khotib berwasiat khususnya kepada diri khotib sendiri dan umumnya kepada para jamaah sekalian untuk lebih kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Pengertian sendiri adalah:

التَّصْدِيْقُ الجَازِمُ بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Yaitu pembenaran hati kita secara penuh terhadap seluruh ajaran yang dibawa oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan takwa adalah:

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا

Melaksanakan segala perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sirran wa alâniyatan—baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dhâhiran wa bâtinan—lahir maupun batin. Dilihat maupun tidak dilihat orang. Dipuji maupun tidak dipuji orang. Kita tetap melaksanakan apa yang diwajibkan Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Beberapa hari yang lalu, kita semarak memperingati hari kelahiran manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW dan hingga beberapa hari ke depan nuansa perayaan tersebut akan selalu kita rasakan.

Namun perlu diketahui juga bahwa beliau nabi juga wafat di hari, tanggal dan bulan yang sama dengan kelahirannya, yakni Senin 12 Rabiul Awwal.

Kenapa umat Islam hanya memperingati hari kelahiran beliau dan seakan mengesampingkan hari kewafatannya?

Sebab kelahiran beliau membawa berkah bagi seisi alam, beliaulah penuntun dan penyelamat kita di dunia terlebih di akhirat kelak dengan menebar ajaran kebenaran, Islam. Dan kita mensyukuri atas kelahiran beliau. Sedangkan kematian adalah kesedihan.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Bulan Maulid identik dengan riuhnya pembacaan bermacam syair shalawat dan pujian kepada Baginda Nabi SAW, baik di mushala dan di masjid di seluruh pelosok negeri menggemakannya.

Fenomena ini jelas menggembirakan, dan alangkah lebih baiknya pula memperbanyak shalawat kepada beliau tidak hanya di bulan mulia ini saja, bulan-bulan berikutnya.

Bahkan setiap hirup-keluar nafas kita tak lepas dari shalawat, sehingga Maulid adalah refleksi diri untuk senantiasa membasahi bibir dengan shalawat dan dzikir.

Baca Juga: Contoh Khutbah Shalat Gerhana Bulan, Fenomena yang Merupakan Tanda Kebesaran Allah

Baca Juga: Khutbah Jumat Menyentuh Hati tentang Pengorbanan Ibu Lengkap dengan Doa

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Nabi kita Muahammad SAW merupakan nabi penyempurna akhlak, seperti penuturan beliau sendiri;

بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”

Beliau juga memohon kepada Allah agar diberi budi pekerti yang baik, dalam do’anya;

اَللَّهُمَّ حَسِّنْ خَلْقِ وَخُلُقِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ

“Ya Allah, perbaikilah fisik dan budiku, Ya Allah jauhkanlah daku dari perilaku yang tercela.”

Allah mengabulkan doa beliau, Allah-lah yang mendidik beliau secara langsung, membimbing beliau dengan akhlak Al-Quran, menghiasinya dengan kesempurnaan tatakrama, beliaulah Al-Quran itu sendiri. Tak terhitung jumalah ayat yang menerangkan akhlak dan cara bersosial yang baik. Hingga pada puncaknya, ketika akhlak beliau sudah sempurna, Allah memujinya:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Usai melalui bermacam ujian yang sangat berat dalam mengemban risalah dan menyampaikannya kepada umat, beliau sukses menancapkan bendera Islam di Jazirah Arab.

Bangsa yang dulunya penganut paganisme, kini usai Makkah takluk, mereka berbondong-bondong masuk Islam, seperti yang telah digambarkan Allah dalam firmannya:

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan Kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An Nashr: 1-3)

Hingga akhirnya setelah beliau menunaikan Haji Wada’, Islam telah sempurna, risalah usai. Ditandai dengan turunnya ayat terakhir dalam Al-Quran, setelah ini Jibril AS. tidak akan lagi turun menyampaikan wahyu;

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (QS.Al-Ma’idah: 3)

Hadirin rahimakumullah.

Turunnya ayat ini membuat para sahabat bergembira, sebab Islam sudah sempurna dan diridhai Allah. Saat kebanyakan para sahabat merayakan kegembiraannya dan bersyukur karena menjadi bagian dari Islam, yang terjadi kepada Abu Bakar justru sebaliknya.

Beliau mengunci pintu kamarnya mengurung diri, berhari-hari beliau menangis. Hingga kesedihan dan rintih tangis beliau diketahui juga oleh sahabat nabi yang lain, mereka mendatangi beliau dan menanyakan secara langsung.

Apa yang sebenarnya menjadikan beliau bermuram durja disaat para sahabat yang lain bersuka cita?

Sahabat Nabi yang paling utama dibandingkan sahabat-sahabat yang lain ini menjawab dengan jawaban yang diluar dugaan kebanyakan orang, hal ini semakin meneguhkan posisinya sebagai sahabat terbaik Nabi SAW.

Beliau menjawab; “Apa kalian tidak pernah mendengar ungkapan ‘ketika suatu perkara itu sudah sempurna maka akan tampak kekurangannya?’

Ayat yang turun terakhir kali ini mengabarkan perpisahan kita dengan Nabi. menandakan Hasan dan Husain akan menjadi dua bocah yatim. Menandakan istri-istri nabi menjadi janda.”

Hadirin rahimakumullah.

Seketika rintih tangis sahabat yang mengunjungi Abu Bakar ini meledak. Mereka sama sekali tidak menduga ternyata hal demikian yang akan terjadi. Hingga tangis mereka terdengar dari luar kamar oleh beberapa sahabat lainnya.

Mendengar tangis yang menyayat itu, para sahabat yang terakhir ini bergegas menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan kejadian yang mereka lihat. Seketika raut muka nabi berubah, beliau khawatir dengan sahabatnya jikalau terjadi apa-apa.

Beliau bergegas menuju rumah Abu Bakar, menanyakan apa yang tengah mereka tangisi? Sayyidina Ali menceritakan ihwal tersebut, lalu balik menanyakan kepada Nabi, apakah benar dengan apa yang diprediksi oleh Abu Bakar?

“Ya, benar apa yang dikatakan Abu Bakar. Telah dekat waktuku untuk meninggalkan kalian. Telah dekat waktuku berpisah dari kalian.”

Sudah bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi dengan para sahabat saat itu, tangis mereka semakin menjadi-jadi. Tubuh Ali gemetar dan kebingungan. Abu Bakar tak kuasa menyangga tubuhnya dan terjungkal.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat yang Menggetarkan Hati: Mempersiapkan Bekal untuk Akhirat

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat 7 Menit: Berbakti Kepada Orang Tua, Meluangkan Waktu untuk Ibu

Hadirin Rahimakumullah.

Itulah sekelumit kisah beliau nabi yang dikasihi, dicintai dan dipuji umatnya. Beliau tetaplah manusia yang juga akan meninggalkan dunia menghadap Dzat yang ia cinta Allah swt.

Saat ajal menjemput, selain mengkhawatirkan keadaan umatnya dengan rintihan “Umatku…Umatku…”, beliau juga berpesan agar kita menjaga salat kita.

Semoga kita diberikan kemudahan untuk mengikuti tindak lampah beliau dan berpegang teguh pada ajarannya, Amin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Teks Khutbah Jumat II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Itulah teks khutbah Jumat yang membuat jamaahnya menangis, dengan tema tentang kelahiran dan kematian manusia, yang bisa khatib bawakan saat memipin khutbah.***

Editor: Alinur Awwalina

Tags

Terkini

Terpopuler