Network
Dikenal sebagai ulama yang berpandangan modern, dikutip dari laman jombangkab.go.id, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa.
Bahkan, pahlawan Nasional tersebut juga merupakan pengarang syair 'Ya Lal Wathon' yang diciptakan pada tahun 1934 dan banyak dinyanyikan di kalangan Nahdliyyin.
KH Wahab Hasbullah dikenal pula sebagai pelopor kebebasan berpikir di kalangan Umat Islam Indoenesia.
Bahkan beliau merupakan ulama yang menekankan pentingnya kebebasan dalam keberagaman, terutama kebebasan berppikir dan berpendapat, hingga akhirnya membentuk kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran) di Surabaya pada tahun 1914.
3. KH Abdul Wahid Hasyim
Lahir di Jombang pada 1 Juni 1914 dan meninggal di Cimahi, Jawa Barat, pada 19 April 1953 pada usia 38 tahun, ia adalah pahlawan Nasional Indonesia yang juga merupakan menteri negara dalam kabinet pertama di tanah air.
Ayah presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid dan anak dari Hasyim Asy'arie ini pernah ditunjuk menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI saat pendudukan Jepang, yaitu pada 24 Oktober 1943.
Sebelumnya, pada tahun 1939, NU menjadi anggota MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam pada pendudukan Belanda.
Sebagai pemimpin Masyumi, KH Abdul Wahid Hasyim merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan umat Islam dalam mewujudkan kemerdekaan.
Bukan hanya terlibat dalam gerakan politik, tahun 1944, beliau juga mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang pengasuhannya ditangani oleh KH A. Kahar Muzakkir.
