Analisis Ekonomi Sebut Dampak Demo China Guncang Pasar Keuangan

- 29 November 2022, 14:10 WIB
ilustrasi saham blue chip
ilustrasi saham blue chip /Freepik/Drobotdean

Pasar China mengalami tahun yang cukup campur aduk mulai dari penghindaran resiko politik setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

Selain itu, pertumbuhan ekonominya mengkhawatirkan karena pembatasan Covid 19 yang ketat dan berdampak pada kesulitan sektor properti.

Portofolio obligasi China telah melakukan membukukan arus keluar setiap bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina. Menurut data dari Institu of International Finance (IIF), total ada 105,1 miliar dollar AS selama sembilan bulan.

Portofolio saham kehilangan 7,6 milliar dollar AS pada bulan Oktober 2022 saja yang merupakan kehilangan terbesar sejak Maret lalu.

Kemarin, yuan di pasar internasional melemah terhadap dollar As menjadi 7,2468.

Akibat dari itu, dolar Australia yang sangat terikat dengan pertumbuhan dengan China, kinerja turun terburuk sebesar 1,61 persen menjadi 0,6649 dolar AS.

Saham Apple Inc turun menjadi 2,7 persen akibat keresahan buruh pabrik iPhone.

Protes kebijakan nol Covid-19 yang ketat dan pembatasan kebebasan menyebar setidaknya selusin kota di seluruh dunia untuk solidaritas dengan tampilan pembangkangan selama akhir pekan.

"Rekor kasus di beberapa kota menguji kebijakan (nol-COVID) dan kerusuhan menyoroti besarnya tantangan yang dihadapi Presiden Xi Jinping dan komitmennya terhadap nol-Covid," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.

Ia menambahkan kombinasi tersebut membuat terciptanya ketidakpastian besar dalam hal protes ditangan dan masa depan kebijakan dan ekonomi.

Halaman:

Editor: Alinur Awwalina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x