Musyawarah khusus tersebut juga membahas tentang proses pengangkatan Perdana Menteri baru setelah dilakukan pemilihan umum ke 15 pada 19 November 2022 lalu.
Anwar Ibrahim melakukan Upacara Pemberian Akta Pengangkatan, Upacara Pengucapan Sumpah Jabatan dan Kesetiaan untuk tempo lima tahun mendatang.
Ia akhirnya menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah perjuangan panjang. Bahkan, ia harus menjalani nyaris satu dekade hidup di penjara.
Anwar Ibrahim merupakan pemimpin oposisi dalam protes jalanan pada tahun 1990an melawan guru sekaligus musuhnya, Mahathir Mohamad.
Anwar memulai karakter politik sebagai pemimpin pemuda Islam berlanjut bergabung Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) bersama pimpinan Perdana Menteri Mahathir yang juga memimpin aliansi Barisan Nasional.
Pada awalnya, Mahathir berpikir bahwa anak didiknya itu adalah calon penggantinya kelak.
Namun akibat beberapa skandal dan perbedaan pendapat tentang penanganan krisis keuangan Asia pada 1998, Anwar disebut tidak layak memimpin Malaysia karena karakternya.
Pada akhirnya di tahun 2018, keduanya berdamai sebentar untuk menggulingkan bersama kekuasaaan aliansi politik yang pernah mereka miliki.
Kemudian, keduanya kembali berselilisih dalam dua tahun dan mengakhiri masa pemeritahan mereka berusia 22 bulan.
Kala itu, Malaysia terjerumus dalam periode ketidakstabilan.